REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyanyi Vina Panduwinata akan menjadi bintang dalam konser amal bertemakan "Back to 80s" di Teater Jakarta Taman Ismail Marsuki, Jakarta, pada 11 September 2019. Konser yang digelar untuk penggalangan dana beasiswa bagi mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) yang tidak mampu itu diinisiasi oleh Yayasan Alumni Peduli IPB (YAPI).
Selain menampilkan Vina, YAPI juga memboyong Yana Julio dan PSM Agriaswara. Mereka akan menyanyikan tembang-tembang populer era 80-an dengan iringan Twilite Orchestra yang dipimpin Addie MS.
"Dengan senang hati saya membantu ikut berpartisipasi di dalam acara ini. Ini sesuatu yang mulia, perlu kita bantu," ujar Vina di Jakarta, Rabu.
Vina mengajak seluruh panitia dan pengisi acara untuk memberikan yang terbaik dalam konser itu. Lewat suara emasnya, ia ingin mengajak masyarakat berbagi kasih untuk membantu mahasiswa yang kurang mampu untuk dapat melanjutkan pendidikan di IPB.
"Kalau kita meminta bantuan yang baik, kita juga harus memberikan yang terbaik," tuturnya.
Sementara itu, musisi Addie MS mengapresiasi konser penggalangan dana tersebut. Ia mengaku senang bisa berpartisipasi dan berharap dana yang bisa dikumpulkan akan lebih banyak sehingga dapat membantu lebih banyak mahasiswa yang berasal dari keluarga yang kurang mampu.
"Bahagia pastinya dipercaya untuk sesuatu yang mulia, bisa membantu mahasiswa untuk melanjutkan kuliah tanpa kendala finansial," tutur komponis itu.
Addie yang merupakan pianis, pencipta lagu, dan produser musik menuturkan konser tersebut akan menjadi pertunjukan yang spesial untuk memberikan yang terbaik bagi mereka yang ingin berbagi kasih menyumbang bagi bantuan pendidikan mahasiswa IPB.
"Kita buat yang terbaik, spesial, khas untuk orang-orang yang keluarkan dananya untuk program mulia ini," tutur konduktor orkestra itu.
YAPI menargetkan konser amal itu akan dapat mengumpulkan dana sekitar Rp 2,5 miliar sampai Rp 3 miliar. Menurut Ketua YAPI Heri Sunaryadi, Institut Pertanian Bogor saat ini menerima 4.000 mahasiswa setiap tahun dan sekitar 53 persen berasal dari keluarga yang tidak mampu.