Senin 19 Aug 2019 14:22 WIB

11 Desainer Busana Modest Bawa Kain Tradisional ke New York

Desainer busana modest tampilkan kain tradisional ke ASC-Fashion Week New York.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Reiny Dwinanda
Karya 11 desainer Indonesia Modest Fashion Designers yang akan ditampilkan dalam ASC-Fashion Week New York pada September mendatang.
Foto: Desy Susilawati/Republika
Karya 11 desainer Indonesia Modest Fashion Designers yang akan ditampilkan dalam ASC-Fashion Week New York pada September mendatang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Desainer busana modest Indonesia kembali mengenalkan kain tradisional ke kancah internasional. Perancang yang tergabung dalam Indonesia Fashion Modest Designer (IMFD) akan tampil dalam ajang ASC-Fashion Week New York yang digelar 8 September 2019.

Ketua Umum IMFD Jeny Tjahyawati menjelaskan, ASC-Fashion Week New York sangat diminati oleh desainer busana modest dari Indonesia. Awalnya, hanya tiga sampai tujuh desainer Indonesia yang akan diberangkatkan, namun jumlahnya bertambah menyusul antusiasme perancang dalam negeri.

"Kami kurasi keseriusannya untuk mengikuti ajang ini," ujar Jeny di sela konferensi pers di Jakarta, Ahad (18/8).

Setelah proses kurasi, IMFD menetapkan 11 desainer lolos seleksi. Mereka adalah Jeny Tjahyawati, Rya Baraba, Lia Afif, Lia Soraya, Tuty Adib, Riris Gofir, Nieta Handayani, Leny Rafael, Nina Nugroho, Novita Sari, dan Gita Orlin.

Menurut Jeny, 11 desainer tersebut akan membawakan koleksi musim panas. Tiap desainer akan menampilkan 12 look yang terbagi dalam pakaian ready to wear, semi formal, dan formal yang akan menjadi gongnya.

"Modest di sana banyak. Non-Muslim juga pakai. Koleksi saya lebih ke street wear. Koleksi Spring Summer 2020 saya ambil bahan yang ringan. Ada warna dusty pink, kuning, dan silver. Ada juga untuk gongnya. Saya gunakan pleats dan print," ujarnya.

Para desainer membawakan koleksi dengan ciri khas masing-masing. Namun, setiap desainer harus membawa salah satu unsur kain tradisional dalam karyanya baik itu batik maupun tenun. Jeny pun memilih membawakan motif Parang, batik Jawa.

Sementara itu, Leny Rafael memilih perpaduan budaya dan glamour dengan menggunakan batik lawasan. Sedangkan, Lia Afif akan menampilkan motif khas Kutai Timur yang dipadukan dengan ikon Kutai Timur yaitu burung enggana.

Fashion stylist selaku mentor kesebalas desainer tersebut, Bimo Permadi, mengatakan bahwa desainer memang diminta untuk mengangkat kain daerah masing-masing. Dia juga tidak mengubah ciri khas sang desainer.

"Supaya desianer terlihat berbeda satu sama lainnya untuk menggambarkan Indonesia beragam dan kaya," ujarnya.

Melalui ASC-Fashion Week New York, Jeny berharap, IMFD dapat terus berperan aktif menjadikan Indonesia sebagai pusat mode fashion dunia. Sebelumnya IMFD sudah mengikuti berbagai ajang fashion show bergengsi di kancah panggung dunia, mulai dari London Fashion Week, Torino Fashion Week, Paris Fashion Week, dan Hongkong Fashion Week. Kali ini mereka bekerja sama dengan Indoensia Fashion Gallery.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement