REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di era teknologi seperti saat ini, ponsel pintar dan beragam gawai lain bukanlah hal yang asing bagi anak-anak. Cukup banyak orang tua yang sudah memberikan akses penggunaan gawai pada anak sejak dini.
Penggunaan gawai oleh anak-anak pada dasarnya bukan hal yang benar-benar dilarang. Akan tetapi, orang tua harus membatasi waktu atau durasi penggunaan gawai oleh anak-anak. Penggunaan gawai yang berlebihan dapat membawa dampak negatif bagi anak-anak di kemudian hari.
Sebuah studi yang dimuat dalam jurnal Pediatrics mengungkapkan adanya hubungan antara perilaku impulsif dengan screen time atau waktu yang dihabiskan anak untuk menggunakan gawai. Studi ini melibatkan data yang berasal dari 4.524 anak-anak.
Berdasarkan studi ini, anak-anak disarankan untuk tidak menggunakan gawai lebih dari dua jam per hari untuk keperluan rekreasional. Penggunaan gawai untuk keperluan rekreasional lebih dari dua jam per hari dapat membuat anak menjadi sosok yang impulsif di kemudian hari. Perilaku impulsif akan memberi pengaruh yang negatif terhadap kemampuan anak untuk membuat keputusan dalam hidup.
"Perilaku impulsif berkaitan dengan beberapa masalah kesehatan mental dan adiksi, termasuk gangguan makan, perilaku adiksi, dan penyalahgunaan obat-obatan terlarang," ungkap ketua peneliti dari CHEO Research Institute dan University of Ottawa Michelle Guerrero dilansir Times Now News.
Studi ini juga menemukan adanya keterkaitan antara jam tidur dengan perilaku impulsif pada anak. Untuk menghindari perilaku impulsif, anak-anak disarankan untuk mendapatkan waktu tidur selama 11 jam per hari.
Tim peneliti juga menemukan keterkaitan antara aktivitas fisik dengan perilaku impulsif pada anak. Tim peneliti menyarankan agar anak-anak melakukan aktivitas fisik minimal 60 menit per hari untuk menurunkan risiko munculnya perilaku impulsif di kemudian hari. Aktivitas fisik yang dapat dilakukan anak boleh berupa aktivitas fisik berintensitas sedang maupun tinggi.