Kamis 15 Aug 2019 10:33 WIB

Cyberbullying Lebih Ganggu Kesehatan Mental Remaja

Remaja bisa hindari cyberbullying dengan bijak bermedia sosial.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Indira Rezkisari
Media sosial
Foto: pixabay
Media sosial

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -– Sebuah penelitian dari Imperial College London menemukan bahwa cyberbullying (intimidasi dunia maya) dan kurang tidur memiliki dampak yang lebih besar pada kesehatan mental remaja daripada penggunaan media sosial. Media sosial dinilai tidak menimbulkan bahaya secara langsung pada kesehatan mental, itupun jika seseorang tidak candu dengan medsos dan hanya mengonsumsi konten positif saja.

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal The Lancet Child & Adolescent Health, menganalisis data hampir 10.000 anak sekolah dari studi pemerintah Our Futures sejak mereka berusia 13 hingga 16 tahun pada tahun 2013 hingga 2016.

Baca Juga

Para peneliti menemukan bahwa selama periode itu, frekuensi penggunaan media sosial para peserta cenderung meningkat. Pada usia 13 tahun, 43 persen anak perempuan dan laki-laki menggunakan media sosial lebih dari tiga kali sehari dan meningkat menjadi 69 persen ketika usia peserta 16 tahun.

Temuan menunjukkan bahwa peserta yang kerap memeriksa media sosial pada tahun pertama, 31 persen lebih mungkin mengalami tekanan psikologis pada tahun berikutnya. Penggunaan media sosial yang terus-menerus dalam kurun waktu dua tahun pertama penelitian, juga menyebabkan kesejahteraan peserta lebih rendah pada tahun ketiga.

Namun, peneliti berpendapat bahwa media sosial itu sendiri tidak mungkin berbahaya secara langsung. Melainkan karena konten yang dikonsumsi atau rutinitas aktivitas fisik yang berubah setelah adanya media sosial.

Karenanya, ketika para peserta diajak untuk memperhitungkan faktor-faktor seperti cyberbullying, tidur tepat waktu dan tetap melakukan aktivitas fisik, kesehatan mental mereka mulai membaik. Meski mereka tetap menggunakan media sosial.

"Ini tentang konten dan perpindahan aktivitas, bukan tentang platform atau penggunaan media sosial,” kata Profesor Russell Viner, presiden Royal College of Paediatrics and Child Health, dilansir Independent, Kamis (15/8).

Untuk itu, penulis studi menyarankan agar para remaja belajar untuk bijak menggunakan media sosial. Peran orang tua dalam mendidik dan memastikan aktivitas anak tetap seimbang pascapenggunaan medsos sangatlah penting. Artinya ketika sudah waktunya istirahat anak harus diajarkan untuk mematikan ponsel, begitupun ketika mereka belajar, makan, atau aktivitas lainnya sehingga ponsel tidak mengganggu aktivitas anak.

Orang tua juga diminta untuk melindungi anak dari cyberbullying misalnya dengan mengedukasi anak bagaimana sebaiknya menyikapi cyberbullying, atau lainnya. Itu dinilai penting, karena di usia remaja psikisnya masih labil dan mudah terguncang.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement