Kamis 15 Aug 2019 00:28 WIB

Olahraga Elektronik Belum Cukupi Kebutuhan Bermain Anak

Kebutuhan bermain anak tidak boleh diabaikan oleh orang tua.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Indira Rezkisari
Anak-anak bermain skateboard di Skatepark Slipi, Jakarta, Kamis (8/8).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Anak-anak bermain skateboard di Skatepark Slipi, Jakarta, Kamis (8/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gim video dengan kategori permainan kompetitif telah dikategorikan dalam kelompok olahraga elektronik. Popularitas aktivitas berjulukan e-sports itu tak hanya di kalangan pemain gim profesional, tetapi juga diminati anak-anak.

Psikolog klinis anak dan remaja Roslina Verauli mengatakan, olahraga elektronik bukan sesuatu yang harus sepenuhnya dihindari atau dilarang. Akan tetapi, orang tua perlu memahami bahwa e-sports bukan pengganti olahraga.

Baca Juga

Meski sama-sama memuat kata 'olahraga', e-sports belum mencukupi kebutuhan bermain dan aktivitas fisik. E-sports cenderung membuat pemainnya pasif, sementara kegiatan bermain seharusnya membuat anak banyak bergerak.

"Saat bermain, anak menciptakan pengalaman. Ada tatap muka langsung, timbal balik dua arah, relasi kompleks, dan interaksi sosial. Anak belajar melalui kegiatan bermain," kata perempuan yang akrab disapa Vera itu.

Dengan kondisi itu, orang tua tak perlu sepenuhnya mencegah anak bermain gim video atau permainan gawai dan komputer. Kuncinya adalah keseimbangan, antara membuat anak aktif bermain serta berolahraga luar ruang dan memanfaatkan kemajuan teknologi.

Orang tua perlu memberikan pengertian kepada anak mengenai nilai positif gawai, juga kecanggihan yang membantu proses komunikasi. Akan tetapi, penggunaan gawai tidak boleh berlebihan dan tetap sesuai kebutuhan.

Vera yang praktik di RS Pondok Indah Jakarta itu juga menyarankan orang tua memenuhi kebutuhan anak di tiap tahap perkembangannya. Anak usia dua sampai enam tahun membutuhkan waktu bermain aktif maupun pasif sekitar lima jam sehari.

Kebutuhan bermain anak usia enam sampai 12 tahun yang sudah bersekolah pun tidak boleh diabaikan. Pada usia tersebut, anak membutuhkan waktu bermain aktif sekitar satu sampai dua jam sehari, terutama untuk kegiatan semiterstruktur.

"Anak umur enam ampai 12 tahun butuh kegiatan bermain yang lebih terorganisir, seperti olahraga. Ini terkait kebutuhan di tahap usia mereka yang butuh merasa kompeten di berbagai bidang," kata penulis buku Cerita Cinta: Memahami Cinta Sejati itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement