Selasa 13 Aug 2019 13:02 WIB

Studi: Kekuatan Tulang Berkaitan dengan Masa Pubertas

Studi menemukan kepadatan tulang dipengaruhi oleh pertumbuhan tulang saat pubertas

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Christiyaningsih
Remaja. Ilustrasi.
Foto: parade.com
Remaja. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam JAMA Network Open, telah mengaitkan kekuatan tulang dengan waktu pubertas. Peneliti menemukan remaja yang mengalami pertumbuhan pubertas lebih lambat cenderung memiliki kepadatan tulang yang lebih rendah.

Para peneliti mengamati pemindaian tulang dari 6389 anak-anak di Bristol's Children of the 90. Mereka berusia 10 dan 25 tahun. Peneliti kemudian menilai apakah waktu pubertas memiliki pengaruh pada kepadatan tulang sepanjang masa remaja dan memasuki masa dewasa awal atau tidak.

Baca Juga

Studi ini dinilai penting karena massa tulang pada akhir masa pertumbuhan remaja dianggap sebagai indikasi risiko patah tulang dan osteoporosis di kemudian hari.

"Penelitian kami menambah bukti bahwa anak-anak yang mengalami pubertas lebih lambat mungkin berisiko lebih tinggi mengalami patah tulang ketika dewasa. Mereka juga mungkin mengalami peningkatan risiko osteoporosis kondisi tulang rapuh di kemudian hari," kata Ahmed Elhakeem, penulis utama dan senior rekan riset dalam Epidemiologi, dilansir Times Now News, Selasa (13/8).

Kepala Operasi dan Praktik Klinis di Royal Osteoporosis Society, Alison Doyle, menilai penelitian ini sangat penting untuk memahami bagaimana kepadatan tulang berubah dari masa pubertas menjadi dewasa awal. Investasi dalam bidang penelitian ini sangat penting dalam memajukan pemahaman masyarakat tentang penyebab osteoporosis dan membantu seseorang untuk mempertahankan tulang yang baik kesehatan sepanjang hidup.

"Memahami perubahan dalam kepadatan tulang selama masa pubertas dan intervensi yang dapat dilakukan seseorang untuk kesehatan tulang mereka. Mencegah osteoporosis dan patah tulang di masa depan adalah langkah penting ke depan dalam menemukan obat untuk penyakit ini," kata Doyle.

Kendati begitu, perlu ada studi lanjutan tentang hal ini. Karena peserta studi baru berusia dua puluhan, penelitian lebih lanjut seiring bertambahnya usia peserta sangat diperlukan untuk mencapai kesimpulan tentang patah tulang di kemudian hari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement