REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Meski mendapat pujian dari sejumlah kritikus, film terbaru Quentin Tarantino yang berjudul Once Upon a Time in Hollywood mendapat protes dari putri Bruce Lee, Shanon Lee. Menurutnya, dalam film tersebut sang ayah ditampilkan sebagai sosok yang arogan.
Shanon menyayangkan penggambaran sang ayah yang dihadirkan dalam film tersebut. Padahal, Bruce Lee sudah bekerja keras untuk mendapatkan pengakuan dari Hollywood, dengan statusnya sebagai aktor keturunan Asia-Amerika.
"Saya mengerti saat mereka mencoba membuat karakter Brad Pitt sebagai sosok yang dapat mengalahkan Bruce Lee. Tapi, mereka seharusnya tidak memperlakukannya seperti orang kulit putih lakukan saat ia masih hidup," ujar Shanon dilansir dari The Warp.
Selain itu, sosok Bruce Lee bukanlah seorang yang arogan dan merasa paling jago soal ilmu beladiri. Shanon menceritakan, ayahnya justru seseorang yang selalu menghindari pertarunga saat ada yang menantangnya.
"Di film ini, ia (Bruce Lee) dengan segala kesombongannya lah yang lebih dahulu menantang Brad Pitt. Itu bukanlah dirinya yang sesungguhnya," ujar Shanon.
Justru sebaliknya, dari sang ayahlah ia belajar untuk tidak sombong dan menghargai sesama manusia. Termasuk sisi manusiawi dan cara hidup sang legenda, yang sayangnya tak diceritakan dalam film Once Upon a Time in Hollywood.
"Semuanya seperti di siram ke toilet berkat penggambaran di film ini, yang membuat ayahku seperti seseorang yang arogan," ujar Shanon.
Diketahui, Once Upon a Time in Hollywood merupakan film kesembilan Quentin Tarantino. Sutradara yang dikenal dengan karya-karyanya, seperti Kill Bill, Pulp Fiction, dan Django Unchained.
Film ini mengusung bintang-bintang besar, seperti Leonardo DiCaprio, Brad Pitt, dan Margot Robbie. Adapun, tema Once Upon a Time in Hollywood adalah skena industri perfilman Hollywood pada 1969 yang kala itu diwarnai oleh peristiwa pembunuhan aktris Sharon Tate yang terinspirasi oleh Charles Manson.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
