REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah studi baru dalam Journal of American Heart Association menyebutkan banyak mengonsumsi bahan makanan nabati dan mengurangi konsumsi hewani bisa mengurangi risiko gagal jantung hingga 40 persen. Pola makan nabati juga berkontribusi baik dalam sistem kardivaskular.
Pola makan nabati artinya seseorang lebih banyak mengonsumsi sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian setiap harinya. Penulis utama studi baru ini, Casey M Rebholz telah mempelajari asupan makanan, kesehatan jantung, dan memeriksa data dari 12.168 peserta berusia paruh baya yang telah terdaftar dalam studi Risiko Aterosklerosis dalam Masyarakat (ARIC).
Proyek ARIC secara klinis mengikuti para peserta antara tahun 1987 dan 2016. Para peneliti menerapkan tiga model proporsional Cox untuk menghitung rasio bahaya dan menilai hubungan antara skor pola makan nabati dan kejadian penyakit kardiovaskular, kematian akibat penyakit kardiovaskular dan semua penyebab kematian.
Hasilnya, peserta yang memiliki asupan makanan nabati tertinggi dilaporkan 16 persen lebih rendah mengalami gangguan kardiovaskular seperti serangan jantung, stroke, atau gagal jantung. Para peneliti membandingkannya dengan orang dewasa yang mengonsumsi makanan nabati dalam jumlah terkecil.
Peserta yang mengonsumsi makanan nabati dalam jumlah banyak juga 25 persen lebih kecil kemungkinannya meninggal karena sebab apa pun. Dan memiliki risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular 32 persen lebih rendah.
"Meskipun Anda tidak harus melepaskan makanan hewani sepenuhnya, penelitian kami menunjukkan bahwa lebih banyak mengonsumsi makanan nabati dan mengurangi makanan berbasis hewani dapat membantu mengurangi risiko terkena serangan jantung, stroke atau jenis penyakit kardiovaskular lainnya," kata Rebholz, dilansir Medical News Today, Ahad (11/8).
Mariell Jessup, kepala sains dan petugas medis dari American Heart Association (AHA) juga merekomendasikan seseorang lebih banyak mengonsumsi bahan makanan nabati. Dengan catatan, makanan itu kaya akan nutrisi dan rendah gula tambahan, natrium (garam), kolesterol dan penyumbatan arteri yang jenuh dan lemak trans.
"Makanan yang tidak diolah, seperti buah segar, sayuran, dan biji-bijian adalah pilihan yang baik," tambah Dr. Jessup.
Kendati demikian, penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, seperti sifat asupan makanan yang dilaporkan peserta sendiri. Karena itu, perlu ada penelitian lanjutan agar bisa semakin memperkuat hasil studi.