REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan (Pergizi) Hardinsyah menjelaskan tata cara penyimpanan daging kurban dengan benar. Ia menuturkan cara menyimpan mulai dari pemilahan agar tetap berkualitas dan aman untuk dikonsumsi kemudian hari.
Hal yang harus diperhatikan pertama kali saat menerima daging kurban adalah mengecek kondisi kebersihan daging sebelum disimpan atau diolah. Daging kurban yang diterima dalam kondisi bersih bisa langsung disimpan di dalam lemari pendingin tanpa perlu dicuci terlebih dulu.
"Jadi dari alat, orang, dan lingkungannya harus bersih. Dengan demikian daging itu memang tidak perlu dicuci," katanya pada Jumat (9/8). Pencucian daging kurban bisa dilakukan sesaat sebelum akan diolah.
Ia menyarankan agar penyimpanan daging kurban sudah dipisahkan sesuai keperluan porsi dan menu yang akan dimasak. Pemisahan daging sesuai porsi yang akan dimasak juga sebaiknya menggunakan kotak penyimpanan makanan.
Daging bisa disimpan di bagian tengah lemari pendingin dengan suhu 8-12 derajat Celcius atau di tempat khusus daging untuk keperluan satu hingga dua hari. Namun, penyimpanan daging harus ditempatkan di bagian pembeku untuk bisa disimpan satu sampai dua bulan.
"Bisa disimpan sampai sebulan dua bulan. Tapi cita rasa juga akan berkurang," kata guru besar IPB itu.
Namun apabila daging yang diterima dalam kondisi tidak bersih atau terdapat kotoran maka daging harus dicuci terlebih dahulu sebelum disimpan di lemari pendingin. Ia mengingatkan untuk mencuci dengan air yang bersih seperti air kemasan galon yang terjamin kebersihannya.
"Kalau air seperti air galon terjamin kebersihannya tidak masalah. Kalau air keran itu kan air mandi dan cuci pakaian, bukan air untuk makanan. Apalagi kalau ke sungai, pasti banyak bakteri pembusuk," kata dia.
Usai dicuci, tiriskan daging lebih dahulu hingga kering. Setelah itu baru disimpan di lemari pendingin untuk konsumsi beberapa hari ke depan.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
