Senin 05 Aug 2019 13:40 WIB

Masalah Kegemukan di Indonesia Cenderung Meningkat

Masalah kegemukan terjadi di tingkat dewasa hingga anak-anak.

Diet terkadang dianjurkan untuk anak yang kegemukan, orang tua namun perlu melakukannya dengan saran dari dokter.
Foto: Reuters
Diet terkadang dianjurkan untuk anak yang kegemukan, orang tua namun perlu melakukannya dengan saran dari dokter.

REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Masalah kegemukan akibat kelebihan gizi di Indonesia cenderung meningkat menurut Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan Indonesia (Pergizi Pangan Indonesia)."Kegemukan di Indonesia saat ini trennya naik hingga 18 persen, sedangkan di negara lain ada yang 40 sampai 50 persen, di Malaysia sendiri peningkatan juga luar biasa," kata Prof Dr Hardinsyah MS, Ketua Umum Pergizi Pangan Indonesia sekaligus Ketua Asian Congres of Nutrition 2019 di Bali, Senin (5/8).

Masalah kegemukan, ia mengatakan, menurut hasil penelitian mencakup warga dengan rentang usia dewasa, remaja, hingga anak-anak. Ia menambahkan bahwa 10 persen dari kasus kelebihan gizi ditemukan pada anak berusia di bawah lima tahun.

Baca Juga

Hardiansyah menjelaskan bahwa masalah gizi tersebut utamanya terjadi karena konsumsi makanan yang tidak dikelola secara baik, aktivitas fisik rendah, istirahat kurang atau berlebihan, serta stres. "Orang tidak bisa berubah perilaku makannya kalau pikiran dan perasaan tidak dikelola dengan baik," ia menambahkan.

Guna menekan masalah akibat kelebihan gizi, menurut dia, pemerintah bisa menerapkan regulasi yang ditujukan untuk mengatur konsumsi dan aktivitas siswa sekolah, menggerakkan warga untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, serta menyediakan akses yang aman dan nyaman bagi pejalan kaki. "Akses untuk berjalan kaki lebih diberikan kesempatan, nah itu juga kan masuk tata kelola umum. Bisa jadi karena instan semua, menyebabkan orang jadi malas berjalan," katanya.

Ia juga mengatakan untuk saat ini belum ditemukan adanya penelitian terkait dengan aplikasi daring sebagai pemicu bertambahnya jumlah masalah kegemukan di Indonesia. Menurut dia, dengan maraknya pelayanan yang instan menyebabkan aktivitas bergerak jadi berkurang, dan aktivitas lainnya jadi lebih instan.

"Saat ini belum ada penelitiannya, tapi menurut saya, kalau banyak yang punya gadget dan juga duit bagi masyarakat menengah ke atas pasti dampaknya ya geraknya akan berkurang, agak malas memasak makanan," katanya.

Ia menjelaskan bahwa orang yang mengalami kegemukan organ tubuhnya berisiko tertimbun lemak dan timbunan lemak pada organ tubuh penting seperti jantung, ginjal, hati, paru-paru, dan pankreas lama kelamaan bisa merusak organ. "Apabila bertahun-tahun dibiarkan seperti itu, tidak ada olahraga atau perubahan pola makan, akan menyebabkan gampangnya gula naik, hipertensi, hiperglukemia, hiperkolesterol, enggak lama jadi diabetes. Nah kalau sudah luka tidak sembuh, lama kelamaan akan beresiko serangan jantung, tergantung lagi rajin tidaknya olahraganya," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement