REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan kontraktor National Security Agency (NSA) AS, Edward Snowden, akan segera meluncurkan memoar. Bulu yang berjudul Permanent Record ini akan didistribusikan ke lebih dari 20 negara.
Sosok Snowden mencuri perhatian internasional karena aksinya pada 2013. Kala itu, Snowden keluar dari pekerjaannya di NSA dan membocorkan ribuan dokumen rahasia NSA kepada tiga jurnalis, yatu Glenn Greenwald, Laura Poitras, dan Ewen MacAskill.
Snowden mulai mendapatkan perhatian publik ketika kisahnya dituliskan dalam beberapa media, seperti The Guardian dan The Washington Post. Melalui buku Permanent Record, Snowden akan bercerita mengenai perannya dalam pencurian ribuan dokumen rahasia NSA yang menghebohkan pada 2013 lalu.
Akan tetapi, pihak penerbit, Metropolitan Book, enggan memberi lebih banyak bocoran terkait buku tersebut. Melalui akun Twitter pribadinya, Snowden mengungkapkan bahwa peluncuran buku Permanent Record akan bertepatan dengan Hari Konstitusi AS pada 17 September 2019.
"Saya telah melengkapi sebuah konspirasi internasional di 20 negara, dan entah bagaimana rahasianya tidak pernah bocor," tulis Snowden dalam kicauannya, seperti dilansir AP.
Aksi pembocoran dokumen rahasia NSA yang dilakukan Snowden memang memicu pro dan kontra. Di satu sisi, banyak pejabat intelijen yang juga mengecam tindakan Snowden karena telah menyebabkan kerusakan permanen bagi keamanan nasional. Alasannya, aksi Snowden berhasil mengungkapkan program besar pemerintah AS yang berupaya mengumpulkan metadata dari jutaan sambungan telepon domestik.
"Edward Snowden pada usia 29 tahun memutuskan untuk menyerahkan seluruh masa depannya demi kebaikan negaranya," kata CEO Macmillan John Sargent.
Sargent mengatakan, ada yang menyukai dan tidak menyukai tindakan Snowden. Terlepas dari pro dan kontra ini, Sargent melihat sosok Snowden memiliki cerita yang sangat menakjubkan.
"Tak ada keraguan bahwa dunia ini menjadi lebih baik dan lebih privat karena aksinya. Macmillan (Induk dari Metropolitan Books) sangat bangga dapat menerbitkan Permanent Record," ujar Sargent.
Sargent merasa proses menerbitkan buku Snowden telah memberinya pelajaran berharga. "Kompleksitas dari keamanan internet saat ini telah membuka mata," ungkap Sargent kepada AP.
Snowden yang sedang menghadapi dakwaan berujung risiko penjara di negara asalnya saat ini tinggal di pengasingan di Moskow, Rusia. Promosi buku kemungkinan akan dilakukan terbatas pada wawancara jarak jauh.
Kisah Snowden sebagian telah diceritakan dalam film dokumenter pemenang Oscar, Citizenfour dan dalam film Oliver Stone, Snowden. Pada 2014, Metropolitan menerbitkan No Place to Hide: Edward Snowden, NSA, and the US Surveillance State yang ditulis oleh pemenang hadiah Pulitzer Glenn Greenwald.