REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pola asuh anak atau parenting merupakan suatu proses untuk meningkatkan dan mendukung perkembangan fisik, emosional, sosial, dan intelektual anak sejak bayi hingga mandiri. Dewasa ini, ada beragam model pengasuhan yang diterapkan orang tua terhadap anak salah satunya model sharenting.
Berbagi momen kehidupan si kecil di media sosial atau perilaku sharenting, menjadi umum dilakukan seiring pesatnya arus media sosial. Namun tahukah Ayah dan Bunda bahwa model sharenting berpotensi menimbulkan bahaya bagi buah hati? Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal Public Policy and Marketing menyebut, ketika orang tua terbiasa mengunggah semua hal tentang anak di media sosial itu berpotensi mengancam privasi dan keamanan si kecil.
Penelitian yang dilakukan oleh Alexa K Fox dan Mariea Grubbs Hoy dari University of Akron dan University of Tennessee ini melibatkan para perempuan yang telah menjadi ibu. Peserta mengaku selalu merasa khawatir ketika mengunggah foto atau video anak di media sosial.
Apalagi, jika mereka mengunggah hal-hal yang berhubungan dengan privasi anak. Semisal, orang tua mengunggah lokasi, tanggal lahir, sekolah, kelas privat, dan lainnya.
Para peneliti mengatakan, jika ingin berbagi di media sosial lebih baik membagikan tentang pengalaman diri sendiri setelah menjadi ayah atau ibu. Ini lebih baik daripada harus menjadikan anak sebagai objek unggahan.
Karenanya, Hoy mendorong adanya panduan untuk menjaga privasi sang buah hati. Kemudian, orang tua juga perlu diberikan edukasi tentang apa konsekuensi dari mengunggah foto atau video si kecil ke media sosial.
"Orang tua saat ini, banyak dari mereka yang terbiasa berbagi tentang kehidupan mereka di media sosial. Dan ketika memiliki bayi mereka pun sering mengunggah kegiatan buah hatinya. Mungkin mereka tidak memahami dampak dan konsekuensi dari mem-posting informasi tersebut tentang anak-anak mereka," ujar Hoy, dilansir Times of India, Kamis (1/8).