Selasa 30 Jul 2019 12:18 WIB

Berikan Pandangan Positif kepada Terdiagnosis Kanker

Tak banyak orang yang telah terdiagnosis mengalami kanker mau membuka komunikasi.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Christiyaningsih
Dokter memeriksa pasien/ilustrasi
Foto: healthliving
Dokter memeriksa pasien/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tak banyak orang yang telah terdiagnosis mengalami kanker, termasuk kanker payudara, mau terbuka dan membangun komunikasi. Pendiri organisasi berbasis penyintas kanker payudara Lovepink, Madelina Mutia, mengatakan untuk mendekati para terdiagnosa kanker payudara, bisa dilakukan dengan memberikan pandangan positif kepada mereka.

“Yang kita temui mereka biasanya syok, marah, kaget, dan tak jarang denial. Tapi kita dekati pelan-pelan mereka, kita tebarkan spirit positif,” ungkap Mutia.

Baca Juga

Pesan dan pandangan positif itu bisa dilakukan dengan menceritakan pengalaman-pengalaman keberhasilan kesembuhan dari para penyintas kanker payudara. Dengan demikian apa yang diberikan dan diceritakan merupakan hal yang positif yang pada akhirnya membuat mereka menerima keadaan.

“Kami sarankan juga kepada orang-orang yang ada di sekitar mereka seperti keluarga misalnya, bahwa khawatir itu iya. Tapi jangan menunjukkan kekhawatiran yang banyak. Yang penting itu selalu kasih pandangan positif, kasih pandangan bahwa semua bisa sembuh,” tutur dia.

Berdasarkan pengalaman Mutia, kebanyakan orang yang terdiagnosis kanker payudara memang sulit menerima dan diajak komunikasi. Karena itu, lebih baik komunikasi dilakukan terlebih dahulu oleh orang-orang yang memiliki pengalaman yang sama sehingga mudah untuk mengobrol bersama.

Dia menuturkan biasanya mereka yang terdiagnosis kanker payudara tidak menyadari bahwa telah mengalami penyakit itu. Sebab, masih banyak dari perempuan saat ini masih belum mengetahui dan memahami bagaimana cara mendeteksi dini kanker payudara.

Menurut pengamatan Mutia, sejauh ini banyak yang tidak tahu bagaimana cara mendeteksi dini kanker payudara. Namun, banyak juga yang telah mengetahui namun tidak pernah melakukan deteksi dini kanker payudara.

“Ada yang tahu tapi tidak dilakukan karena lupa dan takut justru menemukan ada sesuatu. Itu menjadi pekerjaan rumah bersama untuk mengubah pola pikir. Sebab, tahu lebih dini akan membantu survive lebih mudah,” ujar dia.

Mutia juga menuturkan sejauh ini di dunia medis masih belum menemukan deskripsi khusus penyebab utama dari kanker payudara. Pola makan yang tidak sehat seperti meminum alkohol dan kurang olahraga merupakan faktor risiko terkena kanker payudara. “Artinya, bagi yang memiliki kondisi seperti itu, harus waspada,” tutur dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement