Senin 22 Jul 2019 12:45 WIB

Kepulauan Seribu Kembangkan Batik Bermotif Daun Sukun

Tanaman sukun dijadikan pengganti beras di Kepulauan Seribu.

Buah sukun dan daunnya.
Foto: Flickr
Buah sukun dan daunnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Administrasi Kabupaten Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta, mengembangkan batik pesisir bermotif daun sukun dengan tujuan mengenalkan potensi tanaman unggulan Artocarpus altilis itu kepada masyarakat dan wisatawan yang berkunjung ke wilayah tersebut. "Kami memilih motif daun sukun karena tanaman ini bagus, sebagai penghijauan dan sumber pangan bagi masyarakat," kata Wakil Bupati Kepulauan Seribu, Junaedi, saat dihubungi di Jakarta, Senin (22/7).

Dia menjelaskan tanaman sukun memiliki buah berbentuk bulat yang dijadikan makanan alternatif pengganti beras oleh masyarakat di Kepulauan Seribu. Sekaligus menjadi oleh-oleh khas bagi para wisatawan.

Baca Juga

Junaedi mengatakan bahwa pihaknya akan memodifikasi ulang beberapa batik pesisir yang telah ada saat ini agar memiliki motif daun sukun dengan melibatkan desainer. "Di Kecamatan Kepulauan Seribu sudah ada masyarakat yang membuat batik, tapi motifnya masih biasa berupa ondel-ondel. Kami sedang mencari desainer untuk mendesain daun sukun jadi motif batik," ujarnya.

Tujuan utama pengembangan motif batik daun sukun ini, lanjut Junaedi, untuk mengenalkan tanaman sukun melalui produk seni budaya, sebab sukun merupakan salah satu komoditas utama dari Kepulauan Seribu.

Menurut dia, ada sebanyak 6.000 pohon sukun tumbuh di beberapa pulau di wilayah terluar DKI Jakarta tersebut, di antaranya Pulau Pramuka, Pulau Sebira, Pulau Harapan, dan Pulau Karya.

Selain motif daun sukun, pemerintah setempat juga mengembangkan motif baru di antaranya wisata Jembatan Cinta yang menghubungkan Pulau Tidung Besar dengan Pulau Tidung Kecil di Kepulauan Seribu. "Pengembangan motif baru itu diharapkan dapat mendorong kemajuan dalam industri batik pesisir, sekaligus melestarikan batik sebagai warisan dunia asal Indonesia," ucapnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement