Jumat 19 Jul 2019 16:05 WIB

Ingin Langsing, Gadis Kota Rentan Anemia

Anemia pada gadis kota biasanya terjadi akibat keinginan untuk tetap langsing.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Reiny Dwinanda
Diet (Ilustrasi)
Foto: Allwomenstalk
Diet (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Remaja putri merupakan golongan yang rentan anemia. Kondisi itu ditandai dengan jumlah sel darah merah yang lebih rendah dari jumlah normal. Mereka biasanya akan mengalami masalah lesu, lemah, letih, lelah, dan lalai (5L). Mengapa mereka menjadi kelompok yang rentan?

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Jawa Timur Vitria Dewi menjelaskan, masalah malnutrisi pada remaja perempuan dulu sering kali terjadi di desa-desa. Namun, saat ini masalah ini pun telah bergeser ke perkotaan.

Baca Juga

"Anemia pada remaja kota biasanya terjadi akibat upaya mempertahankan berat badan, biar tetap langsing. Padahal, ini pemikiran yang salah," ujar Vitria.

Tren tubuh langsing di kalangan remaja perempuan perkotaan menjadi pendorong mereka untuk mengonsumsi lebih sedikit makanan, bahkan melewati waktu makan pagi. Hal ini, menurut Vitria menjadi salah satu pemicu mereka rentan terhadap anemia, di samping faktor menstruasi bulanan.

CEO Nutrition International Joel Spicer menjelaskan, anemia terjadi karena kekurangan gizi atau malnutrisi. Ia mengungkapkan, gadis akan mengalami siklus menstruasi setiap bulan, namun sering kali tidak dibarengi dengan pemenuhan gizi yang cukup.

Sampai saat ini, ada 600 juta orang dengan kondisi anemia. Di Indonesia, sebanyak 40 persen warganya menderita anemia, termasuk remaja putri. Padahal, Perserikatan Bangsa-Bangsa menargetkan untuk memotong jumlah angka tersebut sebanyak 50 persen pada 2025.

"Masalah ini penting untuk diatasi karena malnutrisi pada perempuan bisa membuat masalah yang berlanjutan saat kelak mereka menjadi ibu hamil dan terhadap bayi yang dilahirkan," ujar Spicer.

Masalah lain yang sering ditemukan di beberapa wilayah ialah remaja perempuan kekurangan gizi dan kelelahan. Menurut Spicer, banyak dari mereka yang membantu pekerjaan rumah tangga, tidak cukup mendapatkan asupan makanan bergizi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement