Jumat 19 Jul 2019 00:15 WIB

Tren Tukar Tambah Ponsel Diklaim Meningkat

Peningkatan tren tukar tambah mencapai dua kali lipat setiap tahun

Pedagang ponsel melayani pembeli di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta. ilustrasi
Foto: Prayogi/Republika
Pedagang ponsel melayani pembeli di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Founder penyedia layanan tukar tambah ponsel Laku6, Alvin Yap, menyebut tren tukar tambah ponsel meningkat. Peningkatan ini mencapai dua kali lipat setiap tahun.

"Sejak bisnis kami berdiri 2015, kami melihat orang-orang melakukan tukar tambah dari 2016 terus meningkat ratusan persen, dua kali lipat," ujar Alvin dalam temu media Peluncuran fitur Tukar Tambah Tokopedia di Jakarta, Kamis (18/7).

Baca Juga

Alvin mengatakan banyak pengguna yang memanfaatkan platform Laku6 untuk menganalisa harga. Untuk memperluas layanan, Laku6 menjalin kerja sama dengan Tokopedia menghadirkan fitur tukar tambah yang bisa diakses melalui situs maupun aplikasi Tokopedia.

Menurut Head of Category Browse and Content Tokopedia Cynthia Limin, kerja sama tersebut mengikuti tren meningkatnya penjualan ponsel di Indonesia. Pada 2018 jumlahnya telah mencapai 38 juta unit.

"Tren ini membuat suatu kebiasaan baru yang membuat mereka selalu ingin memperbarui gawai mereka. Kami melihat adanya peluang untuk membantu masyarakat Indonesia membuat proses tukar tambah semakin mudah," kata Cynthia.

Sejak diluncurkan pada April, Cynthia mengatakan fitur tukar tambah Tokopedia telah mengundang jutaan views. "Pertumbuhan transaksi tukar tambah sudah lebih dari 250 persen tiap bulannya sejak diluncurkan," ujar dia.

Ungkapan senada dilontarkan VP Digital Marketing Erajaya Swasembada Eric Lee. Ia mengatakan layanan tukar tambah banyak diminati pelanggan Erajaya.

Tukar tambah daring (online), menurut Eric, memiliki potensi yang sangat besar karena kemudahan yang ditawarkan yakni memangkas proses tukar tambah yang umumnya dilakukan di toko. Selain itu harga juga lebih transparan.

Lebih dari itu, tukar tambah daring punya potensi besar. Hal ini terlihat dari perilaku masyarakat terhadap pembelian barang secara daring saat ini yang telah semakin meningkat.

"Mungkin beberapa tahun yang lalu kita masih melihat ini dua cara yang berbeda antara online dan offline, tapi sekarang perilakunya sama," ujar Lee.

"Tukar tambah ini potensi luar biasa karena saat ini masih didominasi pemain tradisional tapi ke depannya akan menjadi digital. Tantangannya adalah edukasi tapi bersama-sama lebih cepat bisa dilakukan," tambah dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement