Rabu 17 Jul 2019 01:40 WIB

Es Goyang Bertahan di Tengah Maraknya Es Krim

Es goyang memiliki varian rasa seperti alpukat, durian, nangka, dan cokelat.

Es Goyang. Ilustrasi
Foto: Instagram @jajaninajadulu via doyanresep.com
Es Goyang. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Es goyang, salah satu jajanan era 90-an yang masih banyak ditemukan di jalan-jalan Jakarta dan sekolahan. Di tengah maraknya es krim kekinian, pangangan dingin ini pelan pelan tetap bertahan.

"Alhamdulillah, sejak 1970-an saya berdagang es goyang meneruskan usaha orang tua saya," ujar penjual es goyang, Herman ketika ditemui di sekitar Stasiun Cikini, Jakarta, Selasa (16/7).

Ia mengatakan tetap bertahan menjual es goyang meski harus bersaing dengan es krim yang lebih memiliki varian rasa. "Es goyang ini juga ada variasi rasa, seperti alpukat, durian, nangka, dan cokelat," ujarnya.

Ia menambahkan pembeli juga dapat memilih untuk ditambahkan topping seperti susu cokelat dan kacang tanah.

Pria yang kini berusia 53 tahun ini sehari-harinya mulai berdagang dari pukul 09.00-17.00 WIB. Namun, jika ada suatu agenda yang mendorong masyarakat berkumpul, dirinya bisa pulang lebih cepat.

"Kalau acara Car Free Day lumayan banyak pembeli, siang juga sudah bisa pulang," ucapnya.

Jajanan yang selalu dibuat dadakan berbahan dasar santan kelapa, gula pasir, perasa makanan, dan tepung Hunkue itu dijual seharga Rp 3.000 per potong. Dalam sehari, Herman dapat menjual sekitar 150 potong hingga 200 potong.

Meski usia sudah tak lagi muda, ia masih terbiasa berbelanja hingga mengolah bahan-bahan untuk membuat es goyang dengan tangannya sendiri. "Alhamdulillah, cukup untuk kebutuhan sehari-hari dan untuk modal membeli bahan baku es goyang," kata bapak tiga anak itu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement