REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Para ahli menilai, media sosial telah menjadi faktor terbesar penyebab depresi dan masalah kesehatan mental para remaja saat ini.
Temuan itu merujuk pada sebuah penelitian yang diterbitkan para peneliti di Rumah Sakit Sainte-Justine Montreal, yang menemukan bahwa peningkatan penggunaan media sosial memicu peningkatan gejala depresi pada remaja.
"Penelitian kami mengungkapkan bahwa peningkatan waktu yang dihabiskan menggunakan beberapa bentuk media digital dalam satu tahun tertentu memprediksi gejala depresi dalam tahun yang sama," kata Patricia Conrod, pemimpin tim peneliti, dilansir CNet, Selasa (16/7).
Dalam penelitiannya, tim Conrod mengikuti sekitar 4.000 remaja Kanada berusia 12 hingga 16 tahun selama empat tahun. Setiap tahunnya, para remaja melaporkan sendiri berapa lama waktu yang dihabiskan dengan layar digital.
Mereka menentukan jumlah waktu yang dihabiskan untuk berpartisipasi dalam empat jenis kegiatan layar yaitu media sosial, televisi, permainan video, dan penggunaan komputer.
Studi ini menemukan, jika remaja melaporkan peningkatan penggunaan media sosial dan menonton televisi, gejala depresi mereka juga meningkat. Namun, peningkatan permainan video tidak ditemukan sebagai prediktor untuk depresi.
Kendati demikian, Conrod menilai perlu ada penelitian lebih lanjut untuk mengetahui lebih detail bagaimana media sosial berpengaruh pada peningkatan tingkat depresi pada orang muda. Tetapi dia mengatakan, penelitian ini dapat menjadi acuan dalam melakukan intervensi kepada para remaja agar tidak candu ponsel.
"Mengatur penggunaan media sosial dan televisi remaja mungkin menjadi salah satu cara untuk membantu orang muda mengelola suasana hati yang tertekan atau kerentanan terhadap gejala depresi,” kata dia.