Selasa 16 Jul 2019 05:40 WIB

Mengubah Emosi dengan Mengalihkan Fokus

Memperbaiki suasana hati bisa dengan berharap kebahagiaan untuk orang sekitar.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhanii/ Red: Yudha Manggala P Putra
Perempuan bahagia dan semangat/ilustrasi
Foto: inc.com
Perempuan bahagia dan semangat/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap orang perlu melepaskan diri dari keadaan penuh tekanan yang dapat memengaruhi suasana hati. Untuk memperbaiki dan meningkatkan suasana hati saat-saat seperti itu, cobalah berharap kebahagiaan untuk orang-orang sekitar.

Cara seperti ini dibahas dalam sebuah terbitan di Journal of Happines Studies. Seperti yang dilansir dari Today, ketika orang diminta menghabiskan 12 menit yang diisi dengan diam-diam berharap kegiatan orang lain berjalan dengan baik, ternyata tingkat kecemasannya menurun dan kebahagiaannya menjadi lebih besar. Tak hanya itu, empati pun lebih banyak dan tingkat kepedulian dan keterhubungannya dengan orang lain lebih tinggi.

Seorang profesor psikologi di Iowa State University, Douglas Gentile, mengatakan, teknik ini membantu mengubah emosi orang dengan menempatkan perasaan mereka "di antara" orang lain, bukannya memisahkan diri dari orang lain.

Menurut dia, seseorang ingin hidup dalam masyarakat dan dalam kebaikan, tetapi lupa dan terfokus pada diri sendiri. "Ini membantu mengalihkan fokus untuk mengakui kita semua ingin bahagia dan menginginkan banyak hal yang sama. Anda hanya mengatakan ini secara diam-diam di kepala Anda. Pola pikir kita mengubah siapa kita dan mengubah situasi," kata Gentile.

Gentile ingin tahu lebih banyak tentang metode yang dikenal sebagai teknik 'cinta kebaikan' setelah bertemu Chade–Meng Tan. Tan adalah mantan insinyur Google yang menciptakan kursus kesadaran. Mengobrol di sebuah konferensi Gedung Putih, Tan mengatakan, hal terbaik yang bisa dilakukan untuk segera memperbaiki suasana hati adalah mengamati orangorang yang berjalan di sekitar dan berkata pada dirinya: "Saya berharap orang itu bahagia".

Untuk menguji keberhasilan cara itu, peneliti merekrut 496 siswa secara acak untuk mencobanya. Kelompok pertama mencoba teknik 'cinta-kebaikan' selama 12 menit yang cukup untuk menghadirkan efek. Kelompok keterkaitan ditugasi menghubungkan diri dengan orang yang mereka lewati.

Lalu, ada kelompok pembanding yang memperhatikan orang lewat dan memikirkan cara hidup mereka yang mungkin lebih baik daripada kehidupan orang asing. Idenya adalah Anda bisa merasa lebih baik karena seseorang selalu lebih buruk. Untuk kelompok lainnya ada di bagian pengawasan, yang hanya berjalan berkeliling dan melihat orang lewat.

Setelah itu, semua siswa mengikuti tes mengukur tingkat kecemasan, kebahagiaan, kepuasan hidup, empati, keterhubungan, dan kepedulian mereka. Kelompok 'cinta kebaikan' tampak lebih dapat meningkatkan suasana hati dan kebahagiaan sambil menurunkan kecemasan daripada kelompok pengawasan.

Sementara, teknik keterkaitan hanya meningkatkan perasaan hubungan sosial. Dan, teknik perbandingan sosial ke bawah tidak membuat orang merasa lebih baik.

sumber : Pusat Data Republika/Dewi Mardiani
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement