Sabtu 13 Jul 2019 06:12 WIB

Kisah Perjuangan Larissa Chou Memeluk Islam

Ketertarikan Larissa Chou pada Islam hadir karena kesederhanaan agama Islam

Rep: Desy Susilawati/ Red: Christiyaningsih
Larissa Chou (istri Alvin) meluncurkan novel berjudul Rissa.
Foto: Republika/Desy Susilawati
Larissa Chou (istri Alvin) meluncurkan novel berjudul Rissa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Larissa Chou atau akrab disapa Rissa adalah seorang wanita keturunan Tionghoa yang memutuskan untuk hijrah beberapa tahun lalu. Perjalanannya menemukan Islam tidaklah mudah. Banyak tantangan yang dihadapinya.

"Pilihan hidup gadis Tionghoa memilih masuk Islam dan berhijab jelas ditentang keluarga. Mana ada keluarga yang mau anaknya pindah agama," ungkapnya di sela peluncuran buku bertajuk Rissa di Jakarta, Jumat (12/7).

Baca Juga

Semua keluarga mempertanyakannya, namun Rissa bersikukuh pada pilihan itu. Selama enam bulan ia mencari tahu apa itu Islam. Ia mempelajari Islam dari Youtube. Ia sering menonton video ceramah Zakir Naik. Dari situlah ia tertarik pada Islam.

Ketertarikannya pada Islam juga hadir karena kesederhanaan agama Islam. Ketika melihat umat Muslim beribadah, ia terhenyak. Rissa sangat mengagumi ibadah umat Muslim yang terpisah antara laki-laki dan perempuan.

Ia juga senang melihat kaum hawa menggunakan mukena saat shalat. Tidak peduli mereka kaya atau miskin. Saat beribadah mereka semua sama.

Kemudian ia ingin memperdalam Islam dengan berdiskusi dengan orang Islam yang masih muda, bukan seorang ustaz, dan tentunya yang masih seusia dengannya. Hanya saja Rissa tak memiliki teman seorang Muslim yang bisa diajaknya berdiskusi.

Akhirnya ia mendapatkan seorang yang dianggapnya tepat yaitu Muhammad Alvin Faiz, anak seorang dai kondang, almarhum Ustaz Arifin Ilham. Dia mencoba menghubungi Alvin melalui email, sekali gagal namun kedua kalinya baru dibalas.

Kemudian mereka mulai berdikusi sampai akhirnya mereka dipertemukan dalam beberapa acara walaupun terpisah jarak. Dari situ Rissa semakin mantap memilih Islam hingga akhirnya Alvin membimbingnya mengucapkan dua kalimat syahadat dan menjadikannya seorang mualaf.

"Tanpa ada keraguan sama sekali masuk Islam. Keputusan besar buat orang agak tabu. Saya sudah berjuang memilih Islam karena bukan disuruh orang. Tidak mikir kemana-mana. Allah sendiri yang sudah memilih," tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement