REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Demensia merupakan suatu sindrom yang berkaitan dengan penurunan fungsi otak. Salah satu faktor risiko terbesar dari demensia adalah proses penuaan. Belakangan ini, ditemukan bahwa gangguan pendengaran juga berkaitan dengan risiko demensia.
Keterkaitan antara gangguan pendengaran dan risiko demensia ini diungkapkan oleh sebuah studi yang dipimpin oleh Profesor Helene Amieva di Prancis. Studi ini melibatkan 3.777 partisipan lansia berusia di atas 65 tahun. Selama 25 tahun studi berlangsung, diketahui 1.289 partisipan mengalami gangguan pendengaran dan 2.290 lainnya tidak mengalami masalah pendengaran.
Dari beragam data yang dikumpulkan, tim peneliti berhasil menemukan adanya peningkatan risiko demensia pada kelompok lansia yang mengalami gangguan pendengaran. Selain peningkatan risiko demensia, tim peneliti juga menemukan adanya peningkatan risiko disabilitas pada kelompok tersebut.
Tim peneliti juga menemukan adanya peningkatan risiko depresi pada lansia yang mengalami gangguan pendengaran. Akan tetapi peningkatan risiko depresi ini hanya ditemukan pada lansia laki-laki yang mengalami gangguan pendengaran.
Di sisi lain, tim peneliti mengungkapkan tidak semua peningkatan risiko ini dialami oleh lansia yang mengalami gangguan pendengaran. Lansia dengan gangguan pendengaran yang memakai alat bantu dengar tidak mengalami peningkatan risiko demensia, disabilitas, maupun depresi.
"Studi ini mendukung penelitian yang mengindikasikan bahwa gangguan pendengaran merupakan faktor risiko demensia," ungkap Manager Penelitian Alzheimer's Society, Clare Walton, seperti dilansir Express.
Walton mengatakan studi ini tidak dapat memastikan bahwa penggunaan alat bantu dengar dapat membantu menurunkan risiko demensia pada lansia dengan masalah pendengaran. Akan tetapi, temuan pada studi memberi petunjuk bahwa penggunaan alat bantu dengar berpotensi menurunkan risiko demensia pada lansia dengan masalah pendengaran. Untuk membuktikan hal ini secara ilmiah, diperlukan penelitian lebih lanjut.
Walton mengatakan kasus demensia diperkirakan akan terus meningkat. Karena itu, penting untuk mengetahui semua faktor yang berkaitan dengan risiko demensia. Mengetahui beragam faktor yang berkaitan dengan risiko demensia akan membantu upaya pencegahan maupun perlambatan dari kondisi demensia.
Karena berkaitan dengan penurunan fungsi otak, kondisi demensia tak hanya bisa memberikan tekanan besar bagi penderita tetapi juga keluarga penderita. Kondisi demensia akan terus mengalami perburukan secara bertahap.
Semakin menurun kondisi penderita demensia, semakin berat gejala yang akan dirasakan. Gejala-gejala ini meliputi disorientasi, sulit menjalani aktivitas sehari-hari, hingga gangguan ingatan.