Jumat 05 Jul 2019 16:48 WIB

BKKBN Ingatkan Hubungan Seks Dini Bisa Picu Kanker Serviks

Kepala BKKBN ingatkan hubungan seksual terlalu dini bisa sebabkan kanker serviks

Seks (ilustrasi)
Foto: world-to-day.blogspot.com
Seks (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARBARU -- Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengingatkan kepada remaja risiko penyakit kanker serviks. Hasto mengingatkan kanker serviks bisa diakibatkan karena hubungan seksual terlalu dini.

Hasto mengatakan banyak remaja yang tidak mengetahui mengenai risiko penyakit kanker mulut rahim yang bisa terjadi akibat hubungan seksual dini atau perkawinan usia muda. "Mulut rahim perempuan yang usianya kurang dari 18 tahun masih ektropion, artinya masih terbuka mulut rahimnya," katanya di acara GenRe (Generasi Berencana) Edu Camp pada Jumat (5/7).

Baca Juga

Hasto yang berlatar belakang sebagai dokter spesialis kandungan tersebut menjelaskan hubungan seksual pada perempuan di bawah 18 tahun bisa menyebabkan penyakit kanker mulut rahim 15-20 tahun kemudian. Karena itu, ia menekankan usia minimal perempuan menikah idealnya pada 21 tahun yang dinilai sudah siap secara biologis.

"Sedangkan kalau usia sudah 18 tahun ke atas bisa terjadi entropion. Maka kalau perempuan menikah usia di atas 21 tahun Insya Allah nikahnya sudah aman, tidak akan terjadi kanker mulut rahim," katanya.

Mantan Bupati Kulon Progo tersebut menilai hal-hal kecil mengenai pengetahuan seperti itu jarang dipahami oleh remaja. Padahal informasi itu sangat penting dan memiliki dampak yang besar.

Para remaja yang tergabung dalam forum GenRe dari seluruh wilayah Indonesia mengikuti pelatihan di Banjarbaru dalam rangkaian Hari Keluarga Nasional. Remaja tersebut diberikan pelatihan dan berbagai macam edukasi mengenai kesehatan reproduksi, kemandirian, perencanaan kehidupan dan sebagainya.

BKKBN memandang remaja sebagai individu calon penduduk usia produktif yang pada saatnya akan menjadi pelaku pembangunan. Dengan demikian harus disiapkan agar menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement