REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hanung Bramantyo merasa terhormat dapat mengadaptasi novel karya Pramoedya Ananta Toer berjudul Bumi Manusia. Mengubah karya tersebut ke dalam sebuah film baginya bukan sebuah pekerjaan, namun sudah dalam level pengabdian.
"Film karya Pak Pramoedya itu bukan sebuah pekerjaan, tapi ini pengabdian kepada kemanusiaan, keadilan, dan cinta," ujar sutradara itu dalam acara perilisan trailer Bumi Manusia, Kamis (4/7).
Novel unggulan sastrawan Indonesia ini, menurut Hanung, memberikan suguhan cerita yang sangat kuat. Meski membubuhkan kisah cinta, namun penggambarannya tidak hanya sekitar percintaan antara laki-laki dan perempuan.
Ada bentuk cinta lain yang ditunjukkan dan coba disampaikan pula dalam film yang akan tayang 15 Agustus ini. Bumi Manusia menawarkan cinta kepada keabadian dan keadilan.
"Mencintai seseorang bukan karena fisik, tapi karena ada alasan melawan ketidakadilan. Ini berat dan membuat terbuka," ujar pria yang juga menyutradarai Ayat-Ayat Cinta ini.
Bagi Hanung, cerita cinta yang ditawarkan begitu besar. Cinta yang menyiapkan orang untuk merasakan tragedi dan bisa memberikan suguhan lain dari sekedar cinta dua manusia saja.
Film ini menceritakan tentang kehidupan Minke (Iqbaal Ramadhan) yang dekat dengan keluarga Nyai Ontosoroh (Sha Ine Febrianti). Dia jatuh cinta pada anak perempuan keluarga itu yang bernama Annelies (Mawar Eva De Jongh) yang merupakan anak dari ayah berkebangsaan Belanda.