Ahad 07 Jul 2019 18:28 WIB

Waduh, Lagi-Lagi KPPU Inggris Semprit Facebook

Inggris mulai gerah dengan beberapa aktivitas bisnis yang dilakukan Facebook.

Rep: Warta Ekonomi/ Red: Taufan Sukma
Waduh, Lagi-Lagi KPPU Inggris Semprit Facebook. (FOTO: Reuters/Dado Ruvic)
Waduh, Lagi-Lagi KPPU Inggris Semprit Facebook. (FOTO: Reuters/Dado Ruvic)

The Competition and Markets Authority (CMA), regulator pengawas persaingan usaha di Inggris, sepertinya mulai gerah dengan beberapa aktivitas bisnis yang dilakukan oleh Facebook.

Jika sebelumnya perusahaan besutan Mark Zuckerberg ini ditegur terkait praktik penjualan barang palsu dan ulasan yang menyesatkan, kini lembaga yang serupa dengan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) di Indonesia itu menyatakan telah memulai investigasi terhadap kiprah Facebook dan Google dalam hal periklanan digital.

Sebagaimana dilansir oleh Reuters, Rabu (3/7), pihak CMA disebut bakal melakukan penelitian mendalam terkait seberapa besar kekuatan sekaligus pengaruh kedua perusahaan raksasa tersebut di pasar dan cara-cara yang digunakan dalam mengumpulkan sekaligus menggunakan data pribadi konsumennya.

Baca Juga: Inggris Selidiki Kiprah Facebook dan Google di Pasar Iklan Digital

Lewat investigasi tersebut, CMA mengkhawatirkan bahwa konsumen tidak mendapatkan manfaat yang sepadan dibanding segenap keuntungan yang diraup Facebook dan Googel dari pemanfaatan data pribadi tersebut.

Sebelumnya, Pemerintah Inggris dikabarkan telah merekrut Jason Furman yang selama ini dikenal sebagai mantan kepala ekonom pemerintahan Amerika Serikat (AS) di era kepemimpinan Barack Obama. Furman didapuk untuk memimpin tim khusus yang bertugas untuk menganalisis pendekatan yang digunakan oleh pemerintah Negeri Ratu Elizabeth tersebut dalam memandang permasalahan teknologi digital. Salah satunya adalah tentang jumlah pelaku industrinya yang masih sangat sedikit, sehingga diperlukan kompetitor baru yang jauh lebih banyak.

"Banyak hal tentang pasar yang cepat berubah dan tak banyak diketahui masyarakat. Kami akan membuka (realitas) itu demi pengawasan yang lebih ketat. (Investigasi) ini harus bisa memberikan pandangan yang lebih baik tentang kiprah platform online di dunia secara keseluruhan," ujar Ketua CMA, Andrew Tyrie dalam laporan Reuters tersebut.

Baca Juga: Facebook Gunakan AI Ciptakan Suara Tiruan Bill Gates

Sebelum mempermasalahkan soal iklan digital, CMA juga telah menegur Facebook bersama dengan e-Bay dalam kasus penjualan barang palsu serta ulasan menyesatkan yang diunggah dalam kedua situs ternama itu. Pihak CMA meminta Facebook dan e-Bay untuk segera menelusuri situs masing-masing dan memberikan solusi konkrit atas praktik meresahkan tersebut.

Dalam temuan CMA, ada lebih dari 100 penawaran di e-Bay yang menampilkan ulasan palsu di sepanjang November 2018 hingga Juni tahun ini. Sedangkan 26 grup di Facebook juga teridentifikasi menawarkan jasa penulisan ulasan palsu atau bisnis yang merekrut para penulis ulasan palsu itu untuk diunggah di berbagai situs belanja.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement