Kamis 04 Jul 2019 06:44 WIB

Kekurangan Vitamin D dari Lahir Tingkatkan Risiko Hipertensi

Peningkatan hipertensi cenderung terjadi pada usia 6-18 tahun.

Rep: Adysha Citra Ramadhani/ Red: Indira Rezkisari
Hipertensi atau tekanan darah tinggi.
Foto: ist
Hipertensi atau tekanan darah tinggi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kekurangan vitamin D sejak lahir dapat memberi dampak jangka panjang bagi kesehatan bayi. Studi terbaru mengungkapkan kondisi ini dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi bagi bayi tersebut ketika sudah beranjak dewasa, bahkan remaja.

Studi yang dimuat dalam Journal of Hypertension memeriksa 775 anak-anak sejak lahir hingga mereka berusia 18 tahun. Tim peneliti lalu membandingkan anak-anak yang pada saat lahir kekurangan vitamin D dengan anak-anak yang pada saat lahir memiliki kadar vitamin D yang cukup.

Baca Juga

Dari perbandingan ini, tim peneliti menemukan bahwa anak-anak pada saat lahir kekurangan vitamin D memiliki risiko 60 persen lebih besar untuk mengalami peningkatan tekanan darah sistolik. Peningkatan tekanan darah ini cenderung terjadi pada usia enam tahun hingga 18 tahun.

Selain itu, tim peneliti juga memantau anak-anak dengan masalah kekurangan vitamin D yang terus berlanjut sejak lahir hingga usia kanak-kanak awal. Pada kelompok ini, risiko peningkatan tekanan darah sistolik pada usia 3-18 tahun meningkat hingga dua kali lipat.

Tim peneliti juga menemukan bahwa tekanan darah sistolik yang tinggi akan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular pada anak di masa mendatang. Risiko ini tetap dapat meningkat meskipun tekanan darah diastolik anak tersebut terkontrol.

Vitamin D itu sendiri dibutuhkan oleh tubuh untuk menyerap kalsium demi kesehatan tulang. Vitamin D dibentuk oleh tubuh ketika tubuh terpapar oleh sinar matahari. Vitamin D juga dapat ditemukan pada makanan seperti telur, salmon dan produk susu terfortifikasi. Vitamin D juga bisa didapatkan melalui suplemen.

Saat ini, American Academy of Pediatric belum memiliki rekomendasi skrining kadar vitamin D pada perempuan hamil maupun anak kecil. Akan tetapi temuan ini meningkatkan kemungkinan bahwa skrining dan terapi kekurangan vitamin D dengan suplementasi selama masa kehamilan dan masa kanak-kanak awal perlu dipertimbangkan.

"(Skrining dan terapi ini) dapat menjadi sebuah pendekatan yang efektif untuk menrunkan tekanan darah tinggi di kemudian hari," terang ketua peneliti Guoying Wang, seperti dilansir Indian Express.

Saat ini penelitian lebih lanjut masih terus dilakukan. Hasil penelitian juga perli direplikasi pada populasi yang lebih besar.

Di samping itu, tekanan darah tinggi merupakan faktor risiko utama dari penyakit kardiovaskular yang sebenarnya bisa dicegah. Prevalensi tekanan darah tinggi pda anak-anak tampak meningkat seiring dengan meningkatnya obesitas pada anak-anak.

Tekanan darah tinggi ketika masa kanak-kanak merupakan faktor risiko yang penting bagi tekanan darah tinggi di masa dewasa. Tekanan darah tinggi pada anak-anak juga menjadi faktor risiko yang penting bagi risiko terjadinya penyakit kardiovaskular saat dewasa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement