REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Diabetes merupakan pembunuh yang mengerikan, perlahan namun pasti. Diabetes juga bisa menyerang siapa saja mulai dari anak-anak hingga dewasa. Hal ini diungkapkan oleh General Manager China & Emerging Markets Sanofi Indonesia, Hector Reyes.
Untuk mendukung upaya pemerintah menangani masalah kesehatan utama di Indonesia yaitu diabetes, dibutuhkan integrasi dan sinergi semua pihak. Baik dari Kementerian Kesehatan sebagai pemangku kebijakan, BPJS Kesehatan sebagai pelaksana formularium nasional yang telah ditetapkan, PERKENI sebagai asosiasi tenaga ahli profesional dibidang penatalaksanaan Diabetes, WHO sebagai badan dunia yang mendukung kesetaraan hak kesehatan bagi seluruh manusia, dan Sanofi.
Sanofi Indonesia bekerja sama dengan PERKENI meluncurkan aplikasi mobile yang disebut Diabetes Education Enhancement for Engaged Partnership (DEEP), yang dapat diakses oleh praktisi kesehatan. Aplikasi ini merupakan bagian dari program DEEP, yang bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan. Aplikasi DEEP bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan mereka dan menyediakan wadah komunikasi yang tepat khususnya mengenai perkembangan penyakit diabetes.
"Kami berharap, melalui program kemitraan kami, DEEP dapat memberikan jawaban bagi para ahli medis dalam manajemen diabetes bagi pasien dan pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas hidup penyandang diabetes serta keluarganya,” ujar Hector.
Head of Medical Sanofi Indonesia, dr Mary Josephine, mengatakan aplikasi DEEP yaitu program edukasi yang bertujuan meningkatkan kemampuan tenaga ahli medis dalam manajemen diabetes, memberdayakan ekosistem pelayanan kesehatan, dan menyediakan forum bagi tenaga ahli medis untuk berkontribusi pada perawatan diabetes. "Kami berharap, dengan memberikan wadah yang tepat, para ahli medis dapat menentukan pengobatan yang tepat bagi para pasien diabetes," jelasnya.
Ia menjelaskan dalam aplikasi DEEP ada tiga fitur utama yaitu discover, CME-Learn dan Forum. Fitur Discover memberikan kesempatan dokter menerima info terkini, artikel diabetes dan jurnal kesehatan. "Edukasi pembelajaran lebih membantu bila melihat secara visual ada online (video online," jelasnya.
Sementara dalam fitur CME-Learn atau pendidikan medis secara berkesinambungan dari para ahli dalam bentuk video lecture dan artikel yang berakreditasi IDI. Selain itu, aplikasi ini juga menyediakan forum diskusi online dengan para ahli sehingga mereka dapat saling bertukar pikiran ataupun mendapatkan bimbingan dari mentor untuk topik yang khusus.
"Kita berharap program ini, lewat peranan teknologi dapat memberikan wadah tepat untuk dokter sekalian untuk dapatkan informasi edukasi juga perkembangan terbaru diabetes, sehingga dokter bisa membantu berkontribusi untuk pasien diabetes Indonesia. Membantu kualitas hidup masyarakat Indonesia," tambahnya.
Untuk mendapatkan aplikasi ini, para tenaga medis dapat mengunduhnya di Application Store bagi pengguna Iphone atau Play Store bagi pengguna Android.
Koordinator Bidang Teknologi Informatika (PERKENI), dr Rulli Rosandi, SpPD, mengatakan selaras dengan karakter era globalisasi danseiring perkembangan teknologi, dunia medis pun dituntut untuk lebih cepat, praktis, dan tepat untuk menghasilkan apa yang dibutuhkan manusia.
“Peluncuran aplikasi ini menjawab kebutuhan akan informasi yang tepat, berimbang dan merata bagi seluruh tenaga kesehatan dalam penatalaksanaan diabetes, yaitu sebagai teknologi pendukung yang dapat mempermudah, mempercepat dan menjangkau lebih luas penyebaran informasi yang dibutuhkan bagi seluruh tenaga kesehatan dan pasien," ujarnya.
Selain itu, untuk lebih meningkatkan pengetahuan mengenai penyakit diabetes, PERKENI juga memperkenalkan aplikasi idCare yang dapat digunakan oleh pasien dan dokter. Aplikasi ini ditujukan untuk pasien yang ingin mengetahui tentang penyakit diabetes serta pilihan pengobatannya, dan membantu dokter untuk memonitor pasiennya.