Rabu 17 Jul 2019 06:55 WIB

Adakah Dampak Positif Video Game untuk Anak?

Ada dampak plus minus dari sebuah video game yang digemari anak-anak.

Rep: cermati/ Red:
Tak Selalu Negatif, Video Game juga Berikan 7 Dampak Positif untuk Anak
Tak Selalu Negatif, Video Game juga Berikan 7 Dampak Positif untuk Anak

Siapa orang tua yang tahan bila melihat anaknya sibuk bermain game? Pastinya tak ada. Pasalnya, bermain video game sering disinyalir sebagai aktivitas yang hanya membuang-buang waktu saja dan tak ada manfaatnya. Banyak pula yang merasa takut kalau si anak sampai kecanduan game

Tapi siapa sangka, anggapan tersebut tidaklah selalu benar. Perlu para orang tua ketahui ternyata di balik banyak kekhawatiran yang terjadi, video game juga bisa memberikan dampak positif untuk anak.

Apa sajakah dampak positif dari video game? Simak ulasannya berikut ini yang telah dirangkum Cermati.com dari berbagai sumber.

 

1. Melatih Anak Mengatasi Masalah

masalah

Melatih anak mengatasi sebuah masalah

Dalam bermain video game, biasanya selalu disertakan tantangan yang harus dipecahkan oleh pemainnya. Dari sini, anak akan berpikir bagaimana caranya memecahkan masalah tersebut dan berusaha menantang diri sendiri untuk bisa melewatinya permasalahannya.

Selain itu, pada video game anak juga akan dipandu dari petunjuk-petunjuk yang tersedia dan menganalisisnya sebelum benar-benar mengatasi masalah. Hal ini tentunya bisa melatih pemikiran anak untuk berpikir terlebih dahulu agar bisa memecahkan masalah.

Namun, perlu diperhatikan sebagai orang tua jangan membiarkan anak untuk memilih gamesnya sendiri, tapi Anda juga harus memilihkan games yang mengedukatif dan tentunya tidak mengandung unsur buruk yang bisa membahayakan daya pikirnya.

2. Memberikan Wawasan Baru

wawasan

Memberikan wawasan baru

Wawasan atau pengetahuan baru tak hanya lewat buku atau film saja tapi juga bisa didapatkan dari mana saja, bahkan dari permainan sekalipun seperti video game. Sekarang ini sudah banyak video game yang justru menjadi sumber informasi penting, seperti ragam kehidupan flora dan fauna yang belum diketahui dengan baik, latar tempat yang berasal dari lingkungan tertentu atau landscape alam semesta, dan sebagainya.

Selama video game berlangsung, orang tua juga perlu terjun langsung mendampingi si anak untuk menanyakan hal-hal menarik yang baru ia tahu dari video game tersebut. Setelahnya, anak dan orang tua bisa sama-sama mencari informasi yang lebih lengkap tentang pengetahuan tersebut pada buku atau sumber referensi lainnya.

3. Merangsang Munculnya Kreativitas

anak gambar

Merangsang munculnya kreativitas

Para orang tua percaya atau tidak kalau anak yang bermain video game bisa membuat kreativitas anak jadi muncul dan berkembang?

Nyatanya dari visual yang ditampilkan pada video game bisa merangsang perkembangan kreativitas si anak. Misalnya saja, dari tampilannya membuat anak ingin menggambar, dari alur videonya membuat anak bisa menceritakan kembali melalui lisan atau tulisan dan sebagainya.

4. Membantu Melatih Emosi agar Terkendali

emosi anak

Membantu emosi anak agar terkendali dengan baik

Kadangkala media untuk anak bisa mengendalikan emosi amat minim. Tak heran, anak-anak cenderung harus selalu dituruti keinginannya. Bahkan, tak sedikit yang mengalami tantrum.

Video game, anak lebih bisa belajar bagaimana melatih emosi yang tepat sehingga lebih terkendali. Anak akan tahu bahwa untuk mendapatkan sesuatu, ia harus berjuang dulu. Ini sama seperti halnya saat ia berhasil menang dalam game setelah melakukan berbagai tantangan.

Dengan begitu, anak lebih bisa untuk menentukan tujuan yang akan dicapainya, dan tak gegabah untuk mewujudkannya dengan cara apapun. Karena semua ada petunjuk yang harus ia perhatikan.

Baca Juga: Jadi Pintar Atur Keuangan dengan 5 Board Game Ini

5. Mempelajari Sikap Pantang Menyerah

 

pantang menyerah

Mempelajari sikap pantang menyerah

Ada level yang harus dilewati agar anak bisa mencapai level tertinggi dalam bermain video game. Ini bisa membuat anak belajar dan sekaligus mengaplikasikan sikap pantang menyerah kalau ingin mendapat hasil yang maksimal.

Meskipun ada rasa lelah, terkadang juga harus kalah beberapa kali, tapi karena didorong rasa penasaran dan ingin memberikan yang terbaik, anak akan rela berjuang. Bila perlu ia akan mengulangi terus dan terus hingga berhasil.

6. Melatih Kemampuan Sosial Lebih Berkembang

sosial anak

Melatih kemampuan sosial anak berkembang

Untuk mengembangkan kemampuan bersosial anak juga bisa dilakukan dalam video game. Sebab, dalam permainan tersebut anak juga akan didorong dengan permainan yang berkelompok. Agar permainan tersebut mencapai kemenangan, pastinya setiap anak akan saling berdiskusi guna menyelesaikan misi.

Disinilah sosial anak akan terus berkembang. Namun, sebagai orang tua jangan melepaskan anak begitu saja, selama diskusi dalam permainan masih berlangsung, tetaplah untuk mendampingi anak dan mengarahkan bagaimana cara berdiskusi yang benar.

Baca Juga: Tips Mengatur Tayangan Televisi untuk Anak

7. Membentuk Ikatan Anak dan Orang Tua menjadi Kuat 

keluarga

Setelah anak selesai bermain video game, tak ada salahnya sebagai orang tua juga ikut penasaran dengan aktivitas si kecil. Minta kepada anak untuk menceritakan kembali tentang keseruan apa saja yang ia alami selama bermain video game.

Hal ini dapat membantu anak untuk terus terbuka dan menceritakan semua hal yang dialaminya, sehingga ikatan anak dengan orang tua akan menjadi lebih kuat.

Pilih Video Game yang Sesuai untuk Anak

Setiap orang tua yang membolehkan anaknya untuk bermain video game jangan lupa juga turut andil dalam memilih jenis video game yang tepat untuk anak tersayang.  Pertimbangannya adalah yang sesuai dengan usia dan perkembangan pemahamannya dalam menikmati suatu hal baru.

Pilihkan game yang bermuatan edukasi sebagai sarana belajar mengasah pengetahuan dasarnya, sehingga, game akan menjadi perangsang rasa ingin tahunya dan mendorongnya untuk menemukan referensinya di media yang lain.

Selain itu, sebagai orang tua juga perlu mengatur waktu bermain si anak jangan sampai video game tersebut membuat anak menjadi kecanduan. Sebaiknya berikan batas waktu, misalnya maksimal 1 jam hingga 1,5 jam.

Baca Juga: Bosan ke Mal? Ajak Saja Anak-Anak Berlibur ke Sini

 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Cermati.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Cermati.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement