Kamis 27 Jun 2019 10:16 WIB

Bukan Obat, Ini Strategi Terbaik Berantas Penyakit Mental

WHO mencatat 970 juta orang di dunia alami masalah kesehatan mental.

Rep: Adysha Citra Ramadhani/ Red: Indira Rezkisari
Kesehatan mental.
Foto: Pixabay
Kesehatan mental.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengungkapkan bahwa kekerasan, pendapatan yang tak setara dan ketidakpastian pekerjaan merupakan penyebab utama dari meningkatnya kasus penyakit mental di dunia. Oleh karena itu, terapi dan penggunaan obat dinilai bukan cara yang paling efektif untuk menekan kasus penyakit mental.

Rapporterur kesehatan khusus dari PBB Dr Dainius Puras mengungkapkan bahwa cara yang jauh lebih efektif dalam menekan masalah kesehatan mental adalah mengatasi masalah ketidaksetaraan dan diskriminasi. Puras mengatakan kedua cara ini jauh lebih baik dibandingkan penggunaan obat psikotropika berlebihan yang sudah terjadi saat ini.

Baca Juga

"(Mengatasi masalah ketidaksetaraan dan diskriminasi) akan menjadi 'vaksin' terbaik untuk melawan masalah kesehatan mental," terang Puras saat menyampaikan laporan kepada konsil hak asasi manusia di Jenewa, seperti dilansir Fox News.

Berdasarkan laporan yang disampaikan Puras, ketidaksetaraan merupakan masalah utama bagi kesehatan mental di dunia. Ada banyak faktor risiko masalah kesehatan mental yang berkaitan erat dengan ketidaksetaraan dalam kehidupan sehari-hari.

"Banyak juga faktor risiko (masalah kesehatan mental) yang berkaitan dengan dampak korosif dari melihat kehidupan sebagai sesuatu yang tidak adil," terang laporan PBB yang disampaikan Puras.

Puras menilai cara yang saat ini dilakukan untuk merawat penyakit mental tidak sepenuhnya bekerja dengan baik. Banyak orang hanya datang ke dokter dengan harapan mendapatkan resep obat saja untuk masalah kesehatan mental yang mereka hadapi.

"Ini merupakan respons yang tidak cukup memadai," tutur Puras.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat ada sekitar 970 juta orang di dunia yang mengklaim bahwa mereka mengalami masalah kesehatan mental. Selain itu, WHO juga menemukan adanya peningkatan depresi dan gangguan kecemasan sebanyak lebih dari 40 persen dalam kurun waktu 30 tahun terakhir.

Puras mengatakan jauh lebih penting berfokus pada hubungan antarmanusia dibandingkan berfokus pada otak ketika menghadapi masalah kesehatan mental. Puras meyakini lingkungan yang baik merupakan investasi berharga untuk menjaga kesehatan mental.

"Cara terbaik untuk berinvestasi kesehatan mental tiap individu adalah dengan menciptakan lingkungan yang mendukung di berbagai kondisi, keluarga, tempat kerja," ujar Puras.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement