REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sikap dingin orang tua kepada anak bisa juga diartikan sebagai kelalaian dalam mengasuh anak. Artinya, orang tua tidak responsif terhadap kebutuhan anak.
Cold parenting atau disebut juga sebagai gaya pengasuhan dingin ini mengartikan orang tua anak agak cuek dan tidak begitu tertarik dengan kegiatan anak. Orang tua yang mempraktikkan gaya pengasuhan dingin memiliki sedikit investasi emosional dengan anak-anak mereka.
Boleh jadi orang tua menyediakan kebutuhan dasar anak. Akan tetapi secara emosional orang tua hampir tidak terlibat dalam kehidupan anak mereka.
Dilansir laman Times Now News, Selasa (25/6), penelitian terbaru menunjukkan pengasuhan dingin dapat menempatkan anak pada risiko penuaan dini dan meningkatkan risiko penyakit di kemudian hari. Belum lagi masalah-masalah perilaku dan mental anak yang cenderung bermasalah.
Hasil penelitian ini diterbitkan dalam jurnal Biological Psychology. Studi dipimpin oleh penulis utama Raymond Knutsen, Associate Professor di Loma Linda University School of Public Health di AS.
Studi ini membaca sampel di mana ditemukan telomer peserta yang menganggap gaya pengasuhan ibu mereka 'dingin rata-rata 25 persen lebih kecil bila dibandingkan dengan mereka yang mengidentifikasi gaya pengasuhan ibu mereka sebagai 'hangat'. Itu artinya risiko penuaan dini yang lebih tinggi karena telomer pendek terkait dengan stres awal kehidupan yang tinggi dan percepatan penuaan seluler serta peningkatan risiko penyakit di kemudian hari.
Penelitian lain menunjukkan berbagai efek negatif pengasuhan dingin pada anak-anak. Pengasuhan dingin dapat merusak kemampuan anak dalam kinerja sosial dan akademik. Anak-anak dari orang tua yang tidak terlibat emosional paling sering memiliki kinerja yang buruk di semua bidang kehidupan.
Mereka memiliki masalah kinerja baik secara akademis, membentuk hubungan, dan dalam memperoleh keterampilan emosional maupun sosial. Anak-anak dari orang tua yang mempraktikkan pola asuh dingin mengalami kesulitan dalam membentuk keterikatan kehidupan dan lebih cenderung untuk berperilaku tidak pantas. Mereka juga mungkin menderita masalah kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi yang dipicu karena perasaan tidak diinginkan.
Ikuti Whatsapp Channel Republika