REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Meghan Markle sering mendapat pujian karena selalu bersikap hangat dan bersahabat. Salah satu lokasi yang memberikan pelajaran kepribadian itu adalah tempatnya pernah bekerja sambilan.
Meghan yang tumbuh di Los Angeles pernah bekerja lepas di toko yoghurt beku bernama Humphrey Yogart saat berusia 13 tahun. Pemilik toko, Paula Sheftel, mengingat Meghan sebagai karyawan yang populer di antara para pelanggan.
Dia menjelaskan, siswa sekolah menengah biasa bekerja 10 sampai 12 jam sepekan di sana. Toko memberikan pelatihan singkat mengenai cara menghadapi pembeli. Sheftel mengatakan Meghan sudah memiliki keterampilan itu dari awal.
"Banyak anak tidak bisa mengatasi tekanan, butuh kepribadian khusus untuk pekerjaan ini. Kami melatihnya untuk menjadi orang yang ramah, selalu memiliki kontak mata yang baik, dan bersikap tulus," kata Sheftel.
Keterampilan itu agaknya terus diasah Meghan, bahkan setelah menjadi anggota keluarga kerajaan Inggris. Apalagi, perempuan bergelar Duchess of Sussex itu sering berjumpa dengan banyak orang dan berkeliling dunia bersama suaminya, Pangeran Harry.
Dari pekerjaan tersebut, Meghan mendapat upah minimum sebesar empat dolar AS (Rp 57 ribu) per jam. Menurut Sheftel, Meghan bekerja sama dengan baik dengan staf lain. Dia turut bahagia dengan sederet pencapaian karier dan aksi sosial yang dilakukan Meghan.
"Dia berasal dari awal yang sederhana seperti kebanyakan dari kita. Sekarang saya bertanya-tanya apakah semua tim saya ingin menjadi putri," ujarnya berseloroh, dikutip dari laman Express.
Setelah bekerja di Humphrey Yogart, Meghan ganti haluan ke dunia peran dan hiburan. Dia menjajal pekerjaan kecil-kecilan di acara televisi. Lantas, dia mendapat peran di acara Deal Or No Deal Amerika Serikat.
Lompatan besarnya adalah ketika menghidupkan tokoh Rachel Zane di serial televisi Suits selama tujuh musim. Meghan menikah dengan Pangeran Harry tahun lalu dan melahirkan putra pertama mereka, Archie Harrison, pada 6 Mei 2019.
Ikuti Whatsapp Channel Republika