Jumat 21 Jun 2019 15:43 WIB

Komedi Ringan dan Kritik Tersirat di Film Mendadak Kaya

Mendadak Kaya sudah tayang di bioskop sejak Kamis (20/6).

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Reiny Dwinanda
Poster film Mendadak Kaya.
Foto: MD Pictures
Poster film Mendadak Kaya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tiga sahabat Doyok (Fedi Nuril), Otoy (Pandji Pragiwaksono), dan Ali Oncom (Dwi Sasono) selalu kompak dalam berbagai hal. Mereka pun sama-sama menghadapi permasalahan akibat cekaknya keuangan.

Doyok harus membayar ganti rugi puluhan juta karena tak sengaja membakar sebuah warung kopi. Otoy terancam bercerai karena tak kunjung punya pekerjaan untuk menafkahi keluarganya. Ali Oncom pusing memikirkan janji menikahi sang kekasih.

Semua persoalan itu membuat ketiga sekawan mencari cara mendapat banyak uang dalam waktu singkat. Gagal menjajal pekerjaan halal, mereka melakoni aksi tipu-tipu yang berujung sial. Tidak disangka, sebuah kejadian justru membawa keuntungan.

Bagai rezeki nomplok, mereka menemukan koper berisi uang miliaran rupiah. Mimpi mendadak kaya pun kesampaian, namun ada petaka lain mengintai hidup ketiga sahabat itu. Bisakah Doyok, Otoy, dan Ali Oncom lolos dari bahaya?

Kisah mereka hadir dalam sinema Mendadak Kaya yang tayang di bioskop mulai 20 Juni 2019. Para tokoh yang juga hadir di film DOA: Cari Jodoh rilisan Agustus 2018 itu kini menghadapi konflik berbeda.

Selama durasi satu jam 32 menit, film sukses mengocok perut dengan tingkah aneh Doyok, Otoy, dan Ali Oncom. Totalitas akting para pemerannya membuat penonton terbahak lepas. Masing-masing punya gaya khas yang mewarnai kisah.

Sinema komedi besutan rumah produksi MD Pictures ini menawarkan kelucuan ringan yang mudah dicerna. Sekelumit kritik terhadap berbagai hal pun tersirat dalam dialog, tetapi tidak menjadikannya tontonan yang 'berat'.

Catatan kekurangan, penonton barangkali akan mendapati segelintir guyonan garing yang menghasilkan tawa kering. Alur cerita film 13 tahun ke atas ini juga tidak terlalu istimewa dan sudah bisa ditebak arahnya.

Ada pula dialog yang sedikit vulgar, bahkan kasar bagi kelompok marjinal tertentu. Barangkali sutradara Anggy Umbara yang menulis skenario film bersama Iyam Renzia memunculkannya sebagai wujud satire.

Aspek visual yang agak mengganggu adalah sisipan grafis pembatas cerita di sejumlah adegan. Alih-alih terkesan komikal, penonton justru kurang nyaman menyimaknya. Tetap saja, Mendadak Kaya akan menarik ditonton bagi penyuka komedi.

Terlebih, bagi mereka yang akrab dengan tokoh Doyok, Otoy, dan Ali Oncom yang dulu dipopulerkan lewat komik strip di salah satu surat kabar. Generasi yang familier bisa bernostalgia dan generasi yang lebih muda dapat berkenalan dengan ketiganya.

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement