Sabtu 13 Jul 2019 21:59 WIB

Terkuak, 5 Alasan Karyawan Enggak Betah dan Resign Kerja

Apa yang menyebabkan karyawan mundur dari perusahaan?

Rep: cermati/ Red:
Terkuak, 5 Alasan Karyawan Enggak Betah dan Resign Kerja
Terkuak, 5 Alasan Karyawan Enggak Betah dan Resign Kerja

“Lebaran usai, waktunya cari tantangan karier baru.”

Itulah satu dari seribu alasan banyak karyawan, mungkin termasuk kamu mengundurkan diri atau resign dari perusahaan. Sudah dapat Tunjangan Hari Raya (THR), tunggu apalagi, toh banyak perusahaan yang membuka lowongan kerja setelah Lebaran.

Pasca Lebaran, biasanya ada saja karyawan yang keluar alias resign. Alasannya mau mencoba pekerjaan baru, mencari pekerjaan atau tempat kerja yang lebih baik, atau alibi lainnya. Meski begitu, pengunduran diri tersebut rasanya bukan mendadak. Pasti sudah direncanakan jauh-jauh hari, sehingga usai Lebaran langsung eksekusi hengkang.

Bukan jaminan perusahaan bonafit dengan gaji besar atau benefit menarik, tidak ditinggal karyawannya. Sekalipun yang terkenal loyal. Berdasarkan data dari Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) yang dikutip dari keterangan resmi Robert Walters Asia, turnover karyawan di sektor digital mencapai 19,22%, paling tinggi dibanding industri lain dengan rata-rata 10%.

Robert Walters Asia, salah satu konsultan rekrutmen profesional spesialis terkemuka di dunia menemukan fakta alasan utama karyawan mengundurkan diri dari perusahaan. Temuan tersebut merupakan hasil survei 771 pencari kerja dan 496 manajer perekrutan di Asia, termasuk Indonesia.

Baca Juga: Perhatian! Dibuka 254.173 Lowongan CPNS dan PPPK, Ini Bocorannya

 

Berikut 5 alasan utama karyawan resign dari hasil riset Robert Walters Asia:

Resign

Alasan Utama Karyawan Resign

1. Terbatasnya pertumbuhan di perusahaan

Karyawan profesional memiliki keinginan kuat untuk selalu tumbuh dan berkembang di dalam sebuah perusahaan. Dari laporan Robert Walters, prospek pertumbuhan perusahaan yang buruk merupakan satu dari dua alasan utama mengapa karyawan mengundurkan diri.

2. Merasa dibayar rendah

Gaji adalah alasan utama lainnya. Karyawan dapat dengan mudah membandingkan dengan penghasilan rekan seprofesinya dari perusahaan lain. Hal ini dapat memudahkan mereka dalam menilai bagaimana perusahaannya menghargai mereka.

3. Tidak lagi tertantang

Karyawan yang baik tidak ingin sekedar bekerja, mereka ingin terlibat dengan pekerjaannya secara mendalam dan merasa terus tertantang untuk mendapatkan pelajaran yang bermanfaat dari apa yang dikerjakannya.

4. Merasa diremehkan

Karyawan menginginkan pengakuan atas pekerjaan mereka. Ketika perusahaan mengabaikan prestasi karyawannya, mereka tidak segan untuk mencari perusahaan yang mau mengapresiasi hasil pekerjaannya.

5. Budaya perusahaan tidak lagi cocok

Setiap karyawan memiliki preferensinya masing-masing terhadap budaya perusahaan yang membuatnya nyaman. Namun tidak adanya komunikasi terbuka antara manajer dan karyawan di tempat kerja, merupakan budaya buruk yang seringkali mengganggu kenyamanan karyawan di sebuah perusahaan.

Baca Juga: Contoh Surat Lamaran Kerja yang Tepat

Cara Mencegahnya

Resign

Cara Mencegah Karyawan Resign

Selain alasan di atas, Robert Walters Asia pun menyarankan kepada atasan atau manajemen, termasuk divisi HR dalam menciptakan lingkungan kerja yang lebih baik untuk mencegah karyawannya mengundurkan diri, antara lain:

1. Karyawan profesional sadar akan market value mereka

Karyawan dapat dengan mudah memperoleh informasi mengenai besaran upah pada suatu industri dari penelitian kredibel, seperti survei gaji dan melakukan perbandingan upah rata-rata dengan rekan seprofesinya. Karenanya, menawarkan paket upah yang kompetitif juga merupakan cerminan bagaimana perusahaan menghargai setiap individu di dalamnya.

2. Hargai dan beri perhatian lebih

Karyawan cenderung loyal dan bertahan lebih lama apabila diinformasikan mengenai prospek pertumbuhan di dalam suatu perusahaan. Perhatian harus diberikan kepada karyawan yang telah bekerja keras.

Menghargai mereka dengan sebuah pengakuan sama pentingnya seperti benefit finansial yang diberikan perusahaan kepada karyawannya. Dengan memiliki jalur pengembangan karier yang jelas, karyawan akan menyadari bahwa mereka memiliki masa depan di dalam perusahaan tersebut. Hal ini akan membuat karyawan betah.

3. Bangun komunikasi yang terbuka

Sebelum memutuskan mencari pekerjaan baru, 58% karyawan tidak memberitahu perusahaannya bahwa mereka tidak bahagia atau memiliki masalah di sana. Sebanyak 44% menyatakan bahwa mereka tidak ingin mencederai hubungan dengan perusahaannya saat ini, sementara 35% menyatakan mereka sudah tidak menghargai perusahaannya lagi.

Bangun komunikasi dan penilaian yang terbuka antara atasan dengan karyawan setiap saat, sehingga mereka merasa bebas dan nyaman untuk menyampaikan umpan balik, kritik, saran yang sangat penting bagi kemajuan perusahaan, peningkatan hubungan karyawan dan bos, mengembangkan rasa persahabatan dan loyalitas para karyawan.

4. Kenali tanda karyawan tidak bahagia dan bakal resign

Sebanyak 85% perusahaan di Asia percaya bahwa mereka bisa memprediksi kapan karyawan akan mengundurkan diri dari perusahaan. Tanda paling umum yang menunjukkan karyawan akan resign adalah, terlihat bingung dan menjauh dengan lingkungan kerja, penurunan efisiensi dalam bekerja, serta penurunan kualitas kerja.

Belajar membaca tanda-tanda bahwa karyawan tidak bahagia atau menjauhkan diri sangat penting bagi bos agar masalah dapat diatasi pada tahap awal. Ini penting tidak hanya bagi karyawan yang bersangkutan, tapi juga dapat mencegah karyawan lain terkena dampak negatif dari karyawan yang sedang bermasalah. Selain itu, mencegah terjadinya penurunan produktivitas.

5. Mencari tahu akar masalah

Para pimpinan harus bekerja sama dengan HRD untuk mencari tahu sumber masalah dari ketidakbahagiaan karyawan. Jika masalahnya terkait dengan pekerjaan, tetapkan tujuan baru yang akan menciptakan tantangan baru sehingga membuat karyawan tetap terlibat, bahagia, dan merasa berguna.

Jika ini adalah masalah pribadi, akan lebih penting untuk membangun jalur komunikasi yang terbuka dan jujur untuk membantu karyawan jika memungkinkan dan untuk memastikan dampak terhadap bisnis minimal.

6. Cari tahu alasan sebenarnya karyawan resign

Bos dan HRD harus tahu alasan sesungguhnya karyawan resign, apalagi bagi mereka yang sudah loyal dengan perusahaan. Apakah karena kesempatan berkembang terbatas, tidak puas dengan gaji, atau hal mendasar lainnya.

Setelah mengetahui alasan yang sebenarnya, perusahaan dapat memberikan counter offer atau penawaran sesuai dengan alasan mengapa karyawan tersebut hendak resign. Karena menurut data, 54% karyawan yang telah resign mengaku tidak mendapatkan counter offer dari perusahaannya ketika mereka hendak keluar.

Sedangkan dari 46% karyawan menyetujui untuk bertahan di perusahaan tersebut setelah mendapatkan penawaran counter offer.

Mau Resign? Pikirkan dengan Matang

Jika kamu betul-betul mau resign, pikirkan dengan matang. Jangan mengambil keputusan saat emosi, kalau tidak ingin menyesal nantinya. Usahakan sebelum resign, kamu sudah mendapatkan pekerjaan yang baru. Saat exit interview sebelum resign, beri kritik, saran, atau masukan untuk perusahaan, HRD, maupun atasanmu sehingga dapat melakukan perubahan signifikan dan mempertahankan karyawan di masa depan.

Baca Juga: Contoh CV Lamaran Kerja Terbaru Agar Sukses Dibaca oleh HRD

 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Cermati.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Cermati.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement