Jumat 14 Jun 2019 15:15 WIB

Tidur dengan TV Menyala Sebabkan Peningkatan Berat Badan

Cahaya dari TV yang menyala mengacaukan metabolisme tubuh saat tidur.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Reiny Dwinanda
Hindari tidur dengan TV menyala agar tidur jadi lebih berkualitas. Studi mengungkap paparan cahaya TV juga bisa menaikkan berat badan.
Foto: Reuters
Hindari tidur dengan TV menyala agar tidur jadi lebih berkualitas. Studi mengungkap paparan cahaya TV juga bisa menaikkan berat badan.

REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Menonton televisi di malam hari bisa menjadi kegiatan menyenangkan sebelum tidur. Biasanya pertandingan sepak bola atau film-film ditayangkan pada malam atau dini hari.

Namun, terkadang seseorang tidak sengaja tertidur di depan televisi yang menyala karena tidak kuat menahan kantuk. Menurut penelitian Amerika Serikat (AS), tidur di depan televisi yang menyala di malam hari atau tidur dengan lampu menyala dapat mengacaukan metabolisme seseorang hingga ujungnya menyebabkan peningkatan berat badan, bahkan obesitas.

Baca Juga

Studi awal The National Institutes of Health yang diterbitkan pada Senin (10/6) itu hasilnya memang bukan berupa bukti. Namun, ia bisa menunjang bukti yang mengindikasikan bahwa terlalu banyak terpapar cahaya pada malam hari dapat menimbulkan risiko kesehatan.

Peneliti utama sekaligus ilmuwan di Institut Nasional Ilmu Kesehatan Lingkungan, The National Institutes of Health Dale Sandler mengatakan, secara evolusi manusia seharusnya tidur di malam hari, di tempat gelap.

“Ini jauh lebih penting daripada yang disadari orang karena berbagai alasan kesehatan,” kata Sandler, seperti yang dilansir dari AP, Jumat (14/6).

Paparan cahaya dan kegelapan setiap hari membantu menjaga jam biologis selama 24 jam. Tubuh bisa mengatur metabolisme, hormon pemacu tidur, tekanan darah, dan fungsi tubuh lainnya.

Banyak penelitian telah mengungkap kacaunya siklus tidur-bangun normal dapat menyebabkan buruknya kesehatan, meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, diabetes, depresi, dan obesitas.

Para peneliti menganalisis data kesehatan dan gaya hidup pada hampir 44 ribu wanita AS yang terdaftar dalam studi mencari petunjuk tentang penyebab kanker payudara. Analisis difokuskan pada data tidur, paparan cahaya, dan kenaikan berat badan selama penelitian, tetapi tidak pada kanker payudara.

Hasil analisis tersebut dipublikasikan dalam JAMA Internal Medicine. Wanita dalam penelitian ini menjalani tes kesehatan dan mengisi kuisioner kesehatan dan gaya hidup mereka ketika mendaftar serta sesudahnya secara berkala.

Mereka yang melaporkan tidur di malam hari di sebuah ruangan dengan televisi menyala atau lampu menyala lebih mungkin mendapatkan setidaknya 11 pound ekstra selama sekitar lima tahun dibandingkan dengan mereka yang tidur dalam kegelapan. Mereka juga 30 persen lebih berisiko menjadi gemuk.

Sandler yakin penambahan berat badan itu bukan dari kegiatan memakan camilan di malam hari. Sebab analisis tersebut memperhitungkan variabel-variabel lain yang bisa menyebabkan kenaikan berat badan, seperti diet, aktivitas fisik, dan durasi tidur. Ia mengatakan kemungkinan hasil yang serupa akan ditemukan pada pria.

Selain itu, penelitian pada hewan dan penelitian skala yang lebih kecil pada manusia telah menghubungkan paparan cahaya yang berkepanjangan dengan penambahan berat badan. Bagaimana tepatnya belumlah jelas, tetapi ilmuwan berpikir gangguan dalam pelepasan hormon yang berkaita dengan tidur dan nafsu makan mungkin terlibat.

Seorang ahli gangguan tidur dan ritme sirkadian di Universitas Northwestern Chicago, Phylis Zee mengatakan penelitian ini penting karena menyoroti perilaku yang dapat dengan mudah diubah untuk mengurangi risiko kenaikan berat badan.

“Cahaya dengan batas waktu yang tepat harus dianggap sebagai bagian dari gaya hidup sehat, bersama dengan olahraga dan nutrisi yang baik,” kata Zee.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement