Senin 10 Jun 2019 11:20 WIB

Tips Makan Kala Undangan Halal Bihalal yang Berderet

Pastikan kebutuhan kalori harian tak jauh terlampaui saat makan saat halal bihalal.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
KBRI Canberra bekerja sama dengan AIMF-ACT (Australia Indonesia Muslim Foundation-ACT) menggelar shalat Idul Fitri bersama dengan masyarakat Indonesia di Canberra dan dilanjutkan dengan halal bihalal  bertempat di Balai Kartini, KBRI Canberra.
Foto: dok. KBRI Canberra
KBRI Canberra bekerja sama dengan AIMF-ACT (Australia Indonesia Muslim Foundation-ACT) menggelar shalat Idul Fitri bersama dengan masyarakat Indonesia di Canberra dan dilanjutkan dengan halal bihalal bertempat di Balai Kartini, KBRI Canberra.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Undangan halal bihalal sudah berderet? Agar tetap sehat, sebaiknya jaga asupan makanan saat menghadiri acara halal bihalal.

"Halal bihalal bisa sampai satu bulan. Satu bulan bisa naik 2-4 kilogram, nanti menurunkan (berat badannya) susah," kata Ketua Indonesia Hydration Working Group (IHWG) Dr dr Diana Sunardi MGizi SpGK, di Jakarta.

Baca Juga

Mencoba beragam sajian khas Lebaran pada dasarnya tidak dilarang. Yang terpenting, menurut Diana, adalah mengatur komposisi dan porsi makanan yang akan dikonsumsi agar tidak melebihi kebutuhan kalori harian.

Diana mencontohkan, seseorang yang berencana makan empat kali selama halal bihalal Lebaran bisa membagi kebutuhan kalori hariannya menjadi empat. Bila kebutuhan kalori orang tersebut adalah 2.000 kalori per hari, maka jatah dia dalam satu kali makan adalah 500 kalori.

"Kalau kita makan tujuh kali karena yang dikelilingi tujuh (rumah), ya, 2.000 kalori dibagi tujuh," ujar Diana.

Selain menakar jumlah kalori, Diana juga mengingatkan pentingnya memperhatikan komposisi makanan yang disantap. Komposisi karbohidrat, protein, lemak, vitamin, hingga mineral saat makan bisa diatur sesuai dengan anjuran Isi Piringku dari Kementerian Kesehatan.

Diana mengatakan, salah satu yang sering terlupakan selama momen halal bihalal Lebaran adalah konsumsi sayur dan buah. Padahal, konsumsi sayur dan buah merupakan salah satu bagian terpenting yang tak boleh diabaikan.

"Oleh sebab itu, biasanya habis Lebaran angka kesakitan meningkat," ujar Diana.

Diana mengatakan, keluhan yang paling sering terjadi setelah Lebaran adalah dislipidemia. Dislipidemia merupakan suatu kondisi di mana profil lipid atau kadar lemak dalam aliran darah seseorang terganggu. Gangguan ini bisa terjadi akibat kadar kolesterol maupun kadar trigliserida yang meningkat tinggi akibat pola makan yang tak seimbang.

"Trigliseridanya tinggi karena banyak karbohidrat sederhana yang dikonsumsi. Kalau kolesterol total dan LDL, itu karena lemak," ungkap Diana.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement