REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kanker adalah salah satu penyebab kematian yang umum terjadi pada masyarakat kita. Angka kejadiannya terus meningkat di tengah masyarakat. Peningkatan terjadi pada 1,4 per 1.000 penduduk pada 2013 menjadi 1,79 per 100 penduduk di Indonesia pada tahun 2018.
Menurut Akademisi dan Praktisi Klinis, Dr Ari Fahrial Syam, kanker bisa menyebabkan pasien yang menderita lebih cepat meninggal sehingga harapan hidup pasien dengan kanker lebih rendah dari masyarakat umum. Ini seperti yang terjadi pada Ustadz Arifin Ilham yang menderita kanker kelenjar getah bening atau limfoma. Beliau meninggal pada usia 49 tahun. Sementara Ibu Ani Yudhoyono menderita Leukemia meninggal usia 67 tahun.
Almarhumah Ibu Ani Yudhoyono melawan kanker darahnya selama empat bulan di Singapura. Perawatan intensif sejak 2 Februari 2019 berakhir pada 1 Juni 2019.
Presiden Joko Widodo menjenguk Ustaz Arifin Ilham yang tengah dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Rabu (9/1).
Pada awal pemberitaan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sempat memberikan keterangan pers bahwa ibu Ani menderita kanker darah. Lalu, apa itu kanker darah?
Kanker darah atau blood cancer sebenarnya dibagi menjadi tiga yaitu leukemia, limfoma dan myeloma. "Ibu Ani sendiri akhirnya diketahui menderita leukemia. Leukemia menyerang sumsum tulang, limfoma menyerang kelenjar getah bening dan myeloma menyerang sel plasma. Sebagaimana kita ketahui bahwa limfoma ini yang menyebabkan kematian Ustad Arifin Ilham," ujar Ari Fahrial kepada Republika.co.id, Sabtu (1/6).
Leukemia bisa terjadi secara akut. Usia harapan hidup pasien leukemia kronik lebih baik dari pada leukemia akut. Pasien dengan leukemia kronik yang tetap minum obat survival rate lima tahunnya bisa mencapai di atas 90 persen.
Leukemia banyak diderita pasien di atas usia 55 tahun dan pasien di bawah 20 tahun. Semakin tua usia semakin rendah umur harapan hidupnya. Pada leukemia, sel-sel kanker menyerang sumsum tulang sehingga menekan produksi sel darah merah dan trombosit.
Mantan ibu negara Ani Yudhoyono bersama putra sulungnya sekaligus politis Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Secara umum pasien leukemia datang dengan anemia atau pucat karena hemoglobin yang rendah. Pasien juga bisa datang karena nyeri tulang. Seperti yang disampaikan oleh SBY pada saat pemberitaan awal, Ibu Ani dirawat karena adanya keluhan nyeri punggung.
Selain itu, pasien dengan leukemia mengeluh lemas, cepat lelah dan sakit kepala. Pasien leukemia bisa saja mempunyai keluhan seperti demam, keringat malam dan seperti gejala flu. Pasien dengan leukemia juga mudah mengalami infeksi karena daya tahan tubuhnya yang menurun.
Penderita leukimia juga bisa mengalami perdarahan seperti mimisan atau gusi berdarah. Ini berhubungan dengan sistem pemebekuan darah pasien. Nafsu makan pasien leukemia menurun dan mengalami penurunan berat badan.
Diagnosis pasien leukemia ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan darah dan pemeriksaan sumsum tulang. Hasil pemeriksaan tulang bisa menentukan jenis kanker darah yang terjadi.
Secara umum, penyebab kanker memang bermacam-macam. Khusus leukemia, faktor genetik dan lingkungan menjadi risiko, termasuk riwayat terkena radiasi atau zat kimia seperti benzene.
Warga Indonesia yang bermukim di Singapura mendoakan almarhumah Ibu Ani Yudhoyono, di Kedutaan Besar Indonesia, di Singapura, Sabtu (1/6).
"Saat ini yang menjadi pilihan untuk mengobati leukemia adalah kemoterapi yang terdiri beberapa kombinasi obat, biological therapy, targeted therapy serta transplantasi sumsum tulang. Almarhumah Ibu Ani Yudhoyono belum sempat menjalani transplantasi sumsum tulang," ujarnya.
Masyarakat diimbau harus peduli terhadap gangguan kesehatan yang terjadi dan memeriksaan kesehatan secara rutin. Apalagi, seseorang yang sudah memiliki riwayat kanker sebelumnya.
Secara umum untuk menghindari dari berbagai penyakit khususnya penyakit kanker, masyarakat diminta hidup teratur dengan menghindari gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok dan minum alkohol. Ari mengatakan, seseorang harus menghindari stres berlebihan, apalagi bagi yang sudah berusia di atas 60 tahun.