Selasa 14 May 2019 07:02 WIB

Kemarahan Lebih Bahaya Daripada Kesedihan Bagi Manula

Bagi manula marah memiliki dampak lebih buruk bagi kesehatan ketimbang bersedih

Rep: Eric Iskandarsjah Z./ Red: Christiyaningsih
Lansia atau lanjut usia. Ilustrasi
Foto: IndianExpress
Lansia atau lanjut usia. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK — Bagi seorang manula, sifat marah memiliki dampak lebih buruk bagi kesehatan ketimbang bersedih. Kemarahan dapat meningkatkan potensi komplikasi penyakit.

Dikutip dari Times Now News, sifat marah dapat mendongkrak potensi inflamasi yang kemudian menimbulkan sakit jantung, kanker, dan radang sendi. Hal ini disimpulkan berdasar sebuah studi dari Concordia University, Amerika Serikat (AS).

Baca Juga

Ketua tim peneliti Meaghan A. Barlow mengatakan kemarahan terbukti berkorelasi dengan beberapa penyakit kronis sedangkan kesedihan tidak. “Kesedihan dapat membantu manula menyesuaikan diri dengan tantangan seperti penurunan fisik dan kognitif yang berkaitan dengan usia. Karena hal itu dapat membantu mereka melepaskan diri dari tujuan yang tidak lagi dapat dicapai,” kata Meaghan.

Studi ini melibatkan 226 manula di Montreal, Kanada. Rentang usia responden adalah mulai dari 59 tahun hingga 93 tahun. Mereka terbagi dalam early old age (59 tahun hingga 79) tahun dan advance old age yang berusia di atas 80 tahun.

Dalam studi itu, partisipan mengisi kuesioner tentang seberapa marah atau sedihnya perasaan mereka. Penelitian tersebut meneliti apakah kemarahan dan kesedihan berkontribusi pada peradangan serta respons imun oleh tubuh terhadap ancaman yang dirasakan, seperti infeksi atau kerusakan jaringan.

Penelitian itu kemudian menemukan bahwa kemarahan setiap hari berkaitan dengan tingkat peradangan dan penyakit kronis yang lebih tinggi untuk orang berusia 80 atau lebih. Tetapi hal itu tidak terjadi pada manula yang lebih muda.

Manula yang lebih muda mungkin dapat menggunakan kemarahan itu sebagai bahan bakar untuk mengatasi tantangan hidup dan kerugian yang berkaitan dengan usia dan yang membuat mereka tetap sehat. Para peneliti pun menyarankan pendidikan dan terapi dapat membantu manula mengurangi kemarahan dengan mengatur emosi mereka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement