Ahad 12 May 2019 16:02 WIB

Brightburn Tunjukkan Sisi Kelam Kekuatan Super

Di Brightburn tidak semua pahlawan super memiliki keinginan berbuat baik.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Indira Rezkisari
Film Brightburn.
Foto: Sony Pictures via AP
Film Brightburn.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sepasang suami istri Kyle Breyer (David Denman) dan Tori Breyer (Elizabeth Banks) selalu mengharapkan seorang anak untuk melengkapi keluarga kecil di peternakan Kansas itu. Segala upaya telah dilakukan, namun keduanya tidak kunjung mendapatkan kesempatan untuk bisa merawat kehidupan lain di rumah tersebut.

Hingga pada suatu malam, secara tiba-tiba suatu benda dari langit menghantam wilayah hutan yang berada di dekat peternakan keluarga Breyer. Mimpi memiliki anak selama ini pun secara ajaib terkabul dengan cara penuh misteri itu.

Setelah peristiwa itu, mereka mendapatkan anak yang selama ini diharapkan. Kyle dan Tori pun memberi nama Brandon (Jackson A. Dunn), dia tumbuh sebagai sosok yang penuh pengetahuan, ceria, meski sedikit pendiam selama 10 tahun. Dalam kurun waktu itu, tidak terjadi keanehan apapun dalam lingkungan keluarga dan wilayah tersebut, hingga Brandon memasuki masa pubertas.

Brandon mulai bersikap aneh, dia menunjukkan sisi lain yang selama ini tidak dikenal oleh dirinya dan kedua orang tuanya. Satu insiden membuatnya sadar kalau dia memang anak yang spesial, berbeda dengan teman-teman seusianya, bahkan manusia yang tinggal di Bumi.

Momen ini justru mendorongnya ke sisi lain yang kelam, kekuatan yang besar malah menjerumuskannya ke dalam perilaku yang salah. Dia menempatkan banyak orang dalam bahaya, bahkan kedua orang tua yang telah membesarkannya.

"Itu adalah sesuatu yang belum pernah kita lihat sebelumnya. Itu datang di film superhero dari sudut horor murni," ujar produser film James Gunn.

Film Brightburn menunjukkan sisi lain dari sebuah kekuatan super yang dimiliki oleh orang tertentu. Ketika budaya pop saat ini menunjukkan para pahlawan super dengan niat mulia menyelamatkan penduduk Bumi, Brandon justru kebalikan dari itu semua, dia justru mendapatkan dorongan pada sisi jahat.

Konsep ini tentu saja sudah dapat ditebak dengan poster yang horor dengan latar merah darah dan ada sesosok anak bertopeng terbang menggunakan kostum yang compang-camping. Film arahan David Yarovesky menjadi sudut pandang berbeda dari arus utama yang sedang berjalan.

Penonton Indonesia sudah bisa menikmati film ini sejak Jumat (10/5). Kesempatan ini lebih awal dari penayangan di Amerika Serikat yang akan rilis 24 Mei.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement