Kamis 09 May 2019 13:11 WIB

Jenama Kosmetik Serukan Pelarangan Uji Hewan Global

Pelarangan uji produk terhadap hewan diserukan dalam kampanye #BeCrueltyFree

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Christiyaningsih
makeup. Ilustrasi
Foto: Pixabay
makeup. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Jenama kosmetik Amerika Serikat Avon menyerukan pelarangan uji produk terhadap hewan. Seruan global itu ditandai dengan bergabungnya Avon dalam kampanye #BeCrueltyFree yang mendukung produk kecantikan tanpa kekejaman pada satwa.

Penggagas kampanye adalah organisasi Humane Society International yang selalu menyuarakan pentingnya hubungan harmonis antara manusia dan fauna. Targetnya, pada 2023 pasar kecantikan global tidak lagu menguji produk ke hewan.

Baca Juga

Kepala Staf Ilmiah Avon, Louise Scott, mengatakan Avon telah berupaya mengakhiri pengujian produk ke hewan selama 30 tahun. Meski begitu, masih banyak yang harus dilakukan di industri kecantikan dunia.

"Kami berusaha berkontribusi mendorong perubahan hingga saat ini, tapi akan lebih kuat jika bekerja bersama. Sangat penting bermitra dengan agen perubahan lain untuk mengakhiri praktik yang tidak perlu dan tidak bisa diterima ini," kata Scott.

Sayangnya, upaya strategis Avon mendapat kritik dari organisasi hak asasi binatang PETA. Menurut PETA, aksi Avon belum optimal karena masih menjual dan memasarkan produknya di Cina, negara yang menerapkan kebijakan sangat bertentangan.

Pemerintah Cina mewajibkan semua kosmetik impor untuk diujikan terhadap hewan. Dengan kondisi demikian, PETA mendesak Avon dan perusahaan kosmetik lain untuk menarik diri dari pasar Cina atau bertindak untuk menghilangkan persyaratan yang ada.

Menanggapi komentar PETA, Avon optimistis posisinya sebagai perusahaan kosmetik global terkemuka akan memberi pengaruh. Avon berharap pemerintah Cina menerima kampanye untuk mengakhiri metode pengujian terhadap hewan

"Kami bermitra dengan organisasi yang mengembangkan pendekatan baru untuk evaluasi keamanan produk yang tidak menggunakan hewan, serta dengan asosiasi industri produk perawatan pribadi," ujar Scott dikutip dari laman Plant Based News.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement