Jumat 03 May 2019 09:15 WIB

Demi Eksis di Medsos, Orang AS Bohong Soal Liburan

Sekitar 14 persen orang AS berbohong tentang liburan mereka

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
Liburan di pantai (Ilustrasi)
Foto: Womanitely
Liburan di pantai (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Banyak pengguna media sosial (medsos) memamerkan kehidupannya yang terlihat bahagia tak terkecuali saat liburan. Tetapi sebuah studi baru menemukan sekitar 14 persen orang Amerika Serikat (AS) berbohong tentang liburan mereka. Banyak alasan yang akhirnya mendorong mereka untuk melakukan itu salah satunya untuk membuat orang lain terkesan.

"Meskipun mungkin lebih umum bukan di AS untuk tidak berlibur ke luar negeri, orang Amerika jelas masih merasa perlu untuk tampil seolah-olah mereka telah bepergian," kata juru bicara situs perbandingan penerbangan Jet Cost dikutip dari Fox News, Jumat (3/5).

Baca Juga

Menurut penelitian Jet Cost para pelancong dari AS menyebut rasa malu, keinginan untuk kelihatan bepergian dengan baik, dan harapan untuk mengesankan seseorang sebagai alasan utama di balik kebohongan tersebut. Dua pertiga lebih dari empat ribu orang AS yang disurvei juga berbohong tentang pengalaman, cuaca, kualitas akomodasi, dan jumlah tamasya yang paling banyak dilakukan.

Studi ini juga menemukan 27 persen responden telah melakukan perjalanan internasional. Sebanyak 61 persen mengaku melebih-lebihkan kebenaran tentang liburan yang dilakukan. Kondisi cuaca berada di urutan teratas dengan 34 persen, kualitas akomodasi berada di urutan kedua dengan 29 persen, dan jumlah tamasya di tempat ketiga dengan 27 persen.

"Dengan tekanan media sosial modern, orang merasa seolah-olah harus membuktikan diri kepada orang lain. Namun hidup bukanlah kompetisi dan hanya karena seseorang mengatakan mereka telah melakukan sesuatu, tidak berarti Anda kurang dari seseorang karena tidak melakukannya," kata juru bicara tersebut.

Wisatawan dari AS juga berbohong tentang jumlah alkohol yang dikonsumsi (23 persen) dan berapa banyak uang yang mereka habiskan (21 persen). Sebanyak 68 persen lainnya mengatakan mereka memberitahu seseorang lebih menikmati liburan daripada yang dilakukan.

Sebanyak 52 persen mengungkapkan tidak akan memberitahu siapapun jika perjalanan berjalan sangat buruk. Lebih parah lagi, sebanyak 10 persen responden mengaku memposting foto palsu di media sosial untuk memperkuat kebohongan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement