REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Angka kematian manusia disebabkan oleh infeksi bakteri yang kebal antibiotik diperkirakan akan melebihi kematian yang disebabkan oleh kanker pada tahun 2050. Hal itu dikatakan oleh Sekretaris Jenderal Yayasan Infeksi Turki Prof Serhat Ünal pada acara pembukaan Program Pendidikan Infeksi Rumah Sakit 2019 di Turki.
Prof Ünal mengatakan bahwa infeksi yang didapat di rumah sakit dapat menimbulkan konsekuensi serius bagi manusia. Misalnya, dalam kasus pasien yang dirawat karena cedera ringan, dia bisa berujung kematian karena terserang bakteri yang resisten antibiotik tersebut.
"Kita bisa kehilangan orang muda yang dirawat untuk operasi sederhana karena infeksi yang tidak terkendali dan tidak dapat diobati. Di balik ini terdapat masalah besar tentang resistensi antimikroba," kata dia seperti dikutip dari Daily Sabah, Senin (29/4).
Menurut dia, pengendalikan infeksi adalah salah satu cara paling efisien dalam memerangi resistensi antibiotik. Prof Ünal mencatat bahwa semua pekerja rumah sakit mulai dari dokter hingga administrator layanan kesehatan harus bekerja sebagai tim dalam perjuangan ini.
Resistensi antibiotik terjadi ketika bakteri mengembangkan kemampuan untuk bertahan hidup, bahkan ketika berhadapan dengan antibiotik yang dikembangkan untuk membunuh dan menghentikan pertumbuhan bakteri itu. Menurut sebuah penelitian yang dirilis oleh Jaringan Pengawasan Resistensi Antimikroba Eropa pada tahun 2018, setidaknya ada 33 ribu orang meninggal setiap tahun di Uni Eropa dan di Wilayah Ekonomi Eropa (EU/EEA) karena infeksi dari bakteri resisten antibiotik.
"Perkiraan beban infeksi dengan bakteri resisten antibiotik di EU/EEA sangat substansial dibandingkan dengan penyakit menular lainnya dan telah meningkat sejak 2007," demikian kata penelitian itu.
Strategi untuk mencegah dan mengendalikan bakteri yang resisten antibiotik memerlukan koordinasi di tingkat EU/EEA dan global. Namun, menurut penelitian itu, kontribusi berbagai bakteri yang kebal antibiotik sangat bervariasi antarnegara sehingga strategi pencegahan harus disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing negara.
Menurut laporan lain yang dirilis di situs Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, sebanyak 23 ribu orang warganya meninggal setiap tahun karena resistensi antibiotik. Lebih dari dua juta infeksi bakteri yang resisten antibiotik terjadi di sana.