Senin 29 Apr 2019 11:35 WIB

Waspadai Ciri Anak Terkena Penyakit Kawasaki

Penyakit kawasaki sering salah didiagnosa dengan campak, alergi, atau demam.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Indira Rezkisari
Penyakit Kawasaki. Dari 100 anak yang terkena kawasaki, 40 persen dapat sembuh dengan sendirinya.
Foto: Pexels
Penyakit Kawasaki. Dari 100 anak yang terkena kawasaki, 40 persen dapat sembuh dengan sendirinya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyakit kawasaki merupakan penyakit yang terbilang baru karena ditemukan pada tahun tahun 1967 oleh Tomisaku Kawasaki di Jepang. Dengan perkembangan yang terbilang baru, banyak orang bahkan ahli medis pun yang sering kali tidak mengenali ciri-cirinya.

Dr dr Najib Advani Sp.A (K), M.Med (Paed) menjelaskan, penyakit ini sering kali terdiagnosis dengan tidak baik, karena memiliki ciri-ciri yang hampir mirip dengan penyakit lain. Tenaga ahli sering sekali melihat penyakit ini seperti campak, alergi obat, atau sekadar demam.

Baca Juga

Gejala penyakit kawasaki memang memiliki kemiripan dengan masalah-masalah tersebut. Anak akan memiliki ciri-ciri demam yang tidak reda selama lima hari dengan suhu yang tidak mencapai normal saat turun, memiliki mata merah, bibir dan lidah merah seperti buah stroberi.

Beberapa anak pun akan terlihat tangan dan kakinya yang membengkak. Bahkan, ketika sudah cukup parah, kulit jari-jari akan mengelupas. Ada pula yang memiliki kelenjar di leher, sehingga sering kali diduga gondongan.

"Gejala ini tidak semua anak sama, terkadang datangnya pun tidak berbarengan, bisa saling berganti," kata ahli penyakit kawasaki ini.

Meski memiliki gejala yang mirip penyakit lain, Dr. Najib mengatakan, untuk memperhatikan tiga gejala utama, yaitu demam, bibir dan mata merah tanpa ada kotoran, dan tangan serta kaki yang membengkak. Ketika sudah terlihat tanda-tanda tersebut maka orang tua perlu waspada.

Sangat disarankan, Dr. Najib mengatakan, untuk membawa anak dengan kondisi tersebut di bawah tujuh hari. Pada durasi waktu tersebut kondisi anak masih bisa sembuh total dan tidak memiliki efek hingga menimbulkan masalah jantung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement