Jumat 26 Apr 2019 13:39 WIB

Ahli Paparkan Alasan Orang Tua Tolak Imunisasi

Maraknya hoaks menjadi salah satu alasan menolak imunisasi.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Seorang bidan menyiapkan suntikan yang berisi vaksin DPT saat mengadakan imunisasi di Rancamaya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (25/10/2018).
Foto: Antara/Raisan Al Farisi
Seorang bidan menyiapkan suntikan yang berisi vaksin DPT saat mengadakan imunisasi di Rancamaya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (25/10/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masih banyak orang tua yang ragu bahkan menolak memberikan imunisasi pada anaknya. Ada beberapa penyebab yang membuat orang tua menolak imunisasi.

Menurut Sekretaris Satgas Imunisasi Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia Prof Soedjatmiko, SpA(K), MSi, alasan orang tua Indonesia bahkan negara lain ragu dan menolak imunisasi lantaran mereka tidak tahu bahaya dari penyakit yang akan diderita anak bila tidak diimunisasi. Imunisasi dibuat untuk penyakit berat seperti polio yang bisa menyebabkan kelumpuhan.

Baca Juga

Selain itu, orang tua juga tidak tahu manfaat dan jadwal imunisasi. Mereka juga tidak tahu kalau imunisasi dipantau oleh ahli-ahli di semua negara.

Yang paling mempengaruhi orang tua menolak imunisasi adalah karena maraknya berita hoaks mengenai imunisasi. Misalnya imunisasi menyebabkan autis. Padahal kenyataannya tidak benar.

Berita hoaks disebarkan oleh orang-orang yang mengutip hoaks dari negara lain. Mereka yang menyebarkan berita hoaks juga tidak mengerti bahaya penyakit, kejadian ikutan pascaimunisasi (kipi), dan manfaat imunisasi. Selain itu, mereka yang menyebarkan hoaks juga ingin anak Indonesia banyak yang meninggal.

Padahal, lanjut Prof Soedjatmiko, imunisasi berperan penting untuk melindungi anak dari berbagai penyakit karena dapat meningkatkan kekebalan tubuh bayi dan anak agar mampu melawan penyakit-penyakit menular yang berbahaya. Anak yang tidak mendapatkan imunisasi dasar lengkap berpotensi tidak memiliki kekebalan yang spesifik terhadap suatu penyakit sehingga dapat menyebabkan sakit berat, cacat, bahkan meninggal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement