Jumat 19 Apr 2019 18:23 WIB

5 Fakta Perputaran Uang di Industri Perfilman

Produksi film memerlukan biaya yang tidak sedikit.

Rep: cermati/ Red:
5 Fakta Perputaran Uang di Industri Perfilman
5 Fakta Perputaran Uang di Industri Perfilman

Berbicara mengenai industri film, tidak lepas dari yang namanya kemewahan. Aktor dan aktris, produser, sutradara, karpet merah Oscars maupun Golden Globe, film tidak hanya sekedar manifestasi seni peran. Lebih dari itu, film telah menjelma menjadi sebuah bisnis besar yang memiliki valuasi tidak sedikit.

Biaya yang harus dikeluarkan oleh sebuah rumah produksi untuk satu film jumlahnya sangat fantastis. Contoh saja film superhero besutan Marvel “The Avengers”. Film bertabur bintang seperti Robert Downey Jr., Chris Hemsworth, dan Scarlett Johansson tersebut memiliki biaya produksi 220 juta Dollar AS.

Jumlah tersebut adalah jumlah yang diketahui oleh publik. Padahal, biaya produksi sebenarnya dikabarkan melebihi jumlah tersebut. Lantas, bagaimana industri film mengatur keuangan mereka?

Perputaran Uang di Dalam Industri Film

Berikut ini beberapa fakta soal bisnis film yang menarik untuk Anda ketahui:

 

1. Biaya Produksi Film

biaya produksi film

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, produksi film memerlukan biaya yang tidak sedikit. Ini karena tidak hanya soal filmnya itu sendiri, melainkan sejumlah faktor penunjang seperti iklan melalui media televisi, media cetak, media online, hingga iklan untuk dipasang pada billboard maupun videotron. Selain itu, masih terdapat kebutuhan penting lainnya seperti merchandise, roadshow promosi film, dan lain-lain.

Biaya inilah yang kemudian disebut sebagai print and advertising (P&A) budget. Besarnya biaya P&A ini sendiri tergantung dari biaya produksi pokok dari film tersebut. Sebagai contoh, untuk film dengan budget 40 sampai 75 juta dollar AS, maka ada tambahan biaya P&A sebesar 20 juta dollar AS kira-kira.

2. Penjualan Tiket

Penjualan Tiket

Penjualan tiket bioskop menjadi salah satu sumber pendapatan film. Oleh karenanya, rumah produksi sangat mengharapkan jika film yang mereka rilis laris manis di bioskop. Ini karena tidak 100 persen hasil penjualan tiket masuk ke rekening perusahaan. Ya, pihak rumah produksi tentu saja harus berbagi hasil dengan operator bioskop yang memutarkan film mereka.

Rinciannya, pihak rumah produksi mendapat 60 persen, dan operator bioskop sisanya, yakni 40 persen (khusus dalam negeri Amerika Serikat).

Sementara itu, untuk distribusi film ke bioskop-bioskop di seluruh dunia, pihak rumah produksi akan mendapat 20-40 persen, dan operator bioskop mendapat sisanya. Persentase bagi hasil ini tidak bersifat mutlak, artinya tergantung kesepakatan antara kedua belah pihak.

Baca Juga: Oscar 2019 yang Menarik, Goodie Bag Miliaran Rupiah Hingga Lady Gaga Menangis

3. Merchandise

Official Merchant

Selain tiket bioskop, merchandise atau pernak-pernik bertema film yang diusung juga menjadi sumber pendapatan utama dari film tersebut. Ya, merchandise acap kali menjadi daya tarik bagi para pecinta film, terutama mereka yang merupakan fans berat dari film yang dimaksud.

Film fenomenal Star Wars menjadi salah satu franchise film yang merasakan manfaat dari penjualan merchandise ini. Tercatat untuk Star Wars episode 7: The Force Awakens, film besutan George Lucas ini menghasilkan pendapatan 700 juta dollar AS dari penjualan merchandise.

Meskipun demikian, strategi penjualan merchandise untuk mendatangkan revenue ini tidak bisa diterapkan oleh semua film. Umumnya, hanya film-film bertema superhero yang paling memungkinkan untuk menerapkan penjualan merchandise ini.

4. Pemasaran di Luar Negeri

Pemasaran di Luar Negeri

Khusus film-film yang diproduksi secara independen, maka memasarkan film ke luar negeri jadi strategi tepat untuk mendatangkan revenue. Penting sekali bagi para pelaku di industri film independen untuk memiliki koneksi luas di berbagai penjuru dunia agar film yang mereka buat dapat didistribusikan dengan baik, selain tentunya juga harus menyesuaikan tema film dengan Negara yang akan dituju.

5. Hak Siar Televisi, Streaming dan DVD

Streaming

Selain di bioskop, film juga akan diputar di televisi, layanan streaming berbayar, dan keping DVD. Disinilah potensi sumber revenue yang besar bagi industri perfilman karena dengan meminta hak siar, pihak televisi, streaming berbayar, dan produsen DVD harus membayar kepada rumah produksi.

Selain uang, hak siar juga bisa menjadi medium promosi yang efektif bagi sebuah film untuk dapat dikenal oleh khalayak, dan pastinya gratis.

Baca Juga: 10 Film yang Wajib Ditonton untuk Nambah Motivasi Hadapi Tahun Baru 2019

Hargai sebuah Karya Film

Itu dia 5 fakta bagaimana perputaran uang yang terjadi di dalam industri perfilman. Kelimanya saling berkaitan dan men-support satu sama lain guna mendatangkan revenue bagi rumah produksi. Oleh sebab itu, hargai sebuah karya berupa film dengan tidak membajaknya.

Baca Juga: Yuk, Belajar Cintai Diri Sendiri dengan Nonton 4 Film ini!

 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Cermati.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Cermati.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement