Kamis 11 Apr 2019 14:57 WIB

Cegah Kanker Kolorektal, UMY Beri Pelatihan pada Masyarakat

Selain usia, faktor gaya hidup yang kurang sehat juga jadi penyebab kanker kolorektal

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Christiyaningsih
Sel kanker. Ilustrasi
Foto: Sciencealert
Sel kanker. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Penyakit kanker dapat menyerang siapa saja baik usia muda, remaja, maupun lansia. Salah satu jenis kanker yang sering menyerang lansia adalah kanker kolorektal. Selain usia, faktor gaya hidup yang kurang sehat juga dapat menjadi penyebab timbulnya penyakit ini.

Hal ini pun menjadi perhatian dosen Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (FKIK UMY) Yoni Astuti dan Indrayanti. Untuk mengantisipasi meningkatnya penyakit kanker kolorektal, mereka memberikan pelatihan kepada masyarakat.

Baca Juga

Pelatihan dilakukan terhadap kader Aisyiyah di Desa Bodeh, Gamping, Sleman pada Ahad (7/4) lalu. Pelatihan ini dilakukan juga sebagai bentuk pengabdian yang dilakukan kepada masyarakat.

Dalam pelatihan ini, Yoni menjelaskan penyebab dan risiko seseorang dapat terserang kanker kolorektal. Biasanya kanker kolorektal dialami oleh orang yang berusia 50 tahun atau lebih. "Gaya hidup kurang sehat seperti kurangnya olahraga, kurang asupan serat dan buah-buahan, serta pola makan dan minuman yang kurang sehat juga dapat meningkatkan risiko kanker kolorektal," jelasnya.

Untuk mengetahui adanya risiko penyakit ini, ia pun mengambil sampel dengan melakukan skrining terhadap masyarakat sekitar. "Melalui mereka, kami berharap yang kami sampaikan dapat bermanfaat juga untuk lingkungan sekitarnya," kata Yoni.

Pelatihan ini dilakukan selama tiga kali pertemuan. Pada pertemuan pertama materi yang diberikan terkait pengenalan penyakit. Setelah itu, materi selanjutnya terkait tanda-tanda, risiko, penyebab, kelompok rentan, hingga upaya apa saja yang dapat dilakukan terkait penyakit ini.

Pada pertemuan di pekan kedua akan dilakukan training untuk pengambilan sampel. Di pertemuan pekan ketiga, hasil dari pengambilan sampel akan dianalisis. Analisis dilakukan berdasarkan feses yang disetorkan oleh peserta yang mengikuti pengambilan sampel.

"Jadi setiap orang yang diambil fesesnya harus melaporkan selama tiga harian itu makan apa saja. Nanti kita akan kupas kandungannya ada apa saja, kita analisis gizinya," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement