REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Para ilmuwan di Universitas Liverpool telah memperingatkan bahaya paparan sinar matahari pada kulit. Mereka menyoroti area wajah yang sangat sensitif dan terlalu sering dilupakan ketika menggunakan tabir surya.
Para peneliti mengamati bagaimana orang menerapkan produk tabir surya. Mereka meminta 84 mahasiswa di Universitas Liverpool untuk mengaplikasikan tabir surya dan krim pelembab dengan SPF di wajah pada kesempatan terpisah.
Para relawan kemudian terkena sinar UV dan fotografer menggunakan kamera yang peka terhadap UV. Para peneliti mengungkapkan, rata-rata 11 persen dari seluruh wajah tidak ditutupi oleh tabir surya, dibandingkan dengan 17 persen ketika menggunakan pelembab.
Area disekitar kelopak mata adalah area yang paling sering dilupakan. Para penulis penelitian memperingatkan wajah, khususnya area di sekitar kelopak mata, memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker kulit.
“Perhatian khusus harus diberikan pada area kelopak mata ketika menerapkan krim SPF,” kata konsultan dokter spesialis mata dan ahli bedah okuloplastik dan rekan penulis penelitian Austin McCormick, seperti yang dilansir dari Malay Mail, Sabtu (6/4).
McCormick mencatat metode alternatif untuk melindungi kelopak mata seperti kacamata hitam berfilter UV harus dipertimbangkan. Sementara paparan sinar matahari adalah sumber yang sangat baik untuk vitamin D.
Namun, para peneliti mencatat kebanyakan orang menghabiskan waktu lama di bawah sinar matahari setelah menggunakan krim pelembab yang mencakup perlindungan terhadap sinar matahari.
Hal ini meningkatkan risiko ketika mereka melakukannya tanpa tabir surya yang sepenuhnya menutupi wajah. Para penulis mencatat hasil tersebut mengkonfirmasi studi sebelumnya dan menyoroti kebutuhan untuk meningkatkan kesadaran publik tentang rentan dan strategi perlindungi matahari.