REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada banyak macam investasi. Tapi diera teknologi ini, investasi semakin beragam, salah satunya dengan munculnya investasi P2P (Peer to Peer Lending).
Bagi generasi milenial, investasi P2P Lending pasti sudah tidak asing di telinga. Investasi yang satu ini memberi keuntungan maksimal, baik bagi investor maupun peminjam.
Meskipun investasi P2P di Indonesia belum sebesar di Cina, Amerika Serikat, atau Inggris, namun angka pertumbuhannya diduga akan terus meningkat seiring berjalannya waktu.
Sistem kerja investasinya tidak sesulit yang dibayangkan. Sebelum berinvestasi di sektor ini, lebih baik kenali dahulu seperti apa investasi P2P yang sebenarnya, termasuk kelebihan dan kekurangannya di dalamnya.
Meminjam uang
Apa itu Investasi P2P?
Peer to Peer Landing (P2P) adalah investasi yang mempertemukan langsung antara investor dan peminjam. Fungsi mediasi yang selama ini dilakukan oleh pihak bank tidak akan Anda temukan pada investasi P2P.
Setiap orang berhak mengajukan pinjaman kepada investor untuk berbagai keperluan, terutama bisnis. Tapi, dengan syarat penggunaan dananya harus jelas sehingga investor mau meminjamkan modalnya kepada Anda.
Jika dibandingkan dengan mengajukan pinjaman ke bank, koperasi, atau sektor swasta lainnya, proses mengajukan pinjaman di platform P2P sangatlah mudah. Syarat-syarat yang diperlukan juga sederhana, seperti laporan keuangan usaha dan tujuan penggunaan dana.
Meskipun sangat mudah, penolakan masih sering terjadi pada platform P2P. Alasannya bisa disebabkan oleh banyak faktor, entah itu kesalahan mendeskripsikan usaha, laporan keuangan usaha yang tidak memenuhi syarat, dan sebagainya.
Jika permohonan pinjaman diterima, Anda akan menerima notifikasi pada akun P2P Anda. Selaku peminjam, Anda wajib membayar cicilan setiap bulan, termasuk bunga pinjaman. Besar suku bunga yang dibayarkan tergantung dari jumlah yang pinjaman yang diinvestasikan.
P2P Lending Dinilai Cocok buat Anak Muda
Mengingat caranya yang mudah dan juga untung yang menggiurkan, tak heran bila P2P lending ini dinilai sebagai investasi yang cocok buat para kaum muda seperti milenial ini. Lalu, apa saja sih keuntungan dan kekurangan investasi P2P lending ini?
Seperti dikutip dari Cermati.com, berikut kelebihan dan kekurangan investasi P2P lending yang bisa jadi bahan acuan untuk para milenial dalam berinvestasi seperti dikutip dari Cermati.com.
Meminjam uang
Kelebihan Investasi P2P Lending
Banyak Peminjam karena Bunga Kredit P2P Relatif Rendah
Bagi yang membutuhkan dana besar, tapi tidak mau membayar biaya bunga tinggi, P2P adalah tempat yang tepat. Berapa bunganya?
Jika suku bunga dari lembaga keuangan resmi, seperti bank sebesar 12-15 persen per tahun, maka suku bunga P2P jauh lebih rendah. Persentasenya bisa jadi hanya 8-10 persen saja per tahun.
Hal ini akan menggiurkan para peminjam yang memang membutuhkan dana. Dengan banyaknya peminjam, maka akan besar pula peluang penyaluran dana investasi Anda.
Untuk memulai bisnis dibutuhkan dana, yang bisa diperoleh lewat pinjaman misalnya.
Keuntungan Bunga bagi Para Pemberi Kredit Lebih Besar
Bagaimana dengan keuntungan yang bakal diperoleh bagi para pemberi pinjaman atau kredit di P2P lending? Nah, investor di investasi yang satu ini ternyata lebih diuntungkan karena bunganya lebih besar ketimbang bunga bank.
Investor pun akan mendapatkan keuntungan dua kali bahkan tiga kali lipat lebih besar dari modal yang dipinjamkannya. Ikut investasi P2P tentu lebih menarik daripada menabung di bank, bukan?
Penyaluran Dana Cepat karena Pengajuan Pinjaman Mudah
Mekanisme pengajuan pinjaman tidak sekaku dan seformal yang ada di bank. Pada platform P2P, baik investor atau peminjam bisa mengajukan atau memberi pinjaman kapanpun dan dimanapun.
Untuk syaratnya sendiri juga mudah. Hanya dengan tiga langkah saja (mendaftar, mengajukan permohonan, dan menunggu), maka pinjaman akan cair dalam sekejap.
Syarat yang disubmit di dalam platform tidak perlu berlebihan. Sehingga Anda pun akan cepat mendapatkan peminjam dan cepat mendapatkan hasil dari investasi tersebut.
Memungkinkan Adanya Diversifikasi Investasi
Pada P2P lending, Anda dapat mendiversifikan modal ke lebih dari satu peminjam dengan tingkat suku bunga yang berbeda-beda. Agar diversifikasi berhasil, sebaiknya sodorkan modal kepada peminjam yang membutuhkan dana yang kecil.
Uang
Kekurangan Investasi P2P Lending
Lebih Cocok untuk Investasi Jangka Pendek
Berbeda dengan pinjaman bank yang waktu pelunasannya bisa belasan hingga puluhan tahun. Sedangkan di P2P, semakin lama waktu pelunasan pinjaman, maka semakin tinggi pula tagihan yang harus dibayarkan kepada investor.
Platform P2P akan lebih cocok untuk pinjaman dalam jumlah kecil. Selain mencegah tagihan tinggi, waktu pelunasan pinjaman kecil juga lebih cepat dibandingkan pinjaman yang jumlahnya besar.
Tidak Bisa Seenaknya Menarik Uang
Jangka waktu pelunasan pinjaman berbeda-beda. Bisa 1 tahun atau 2 tahun, dan seterusnya. Itu artinya, uang tersebut tidak bisa ditarik seenaknya sebelum waktu pelunasannya habis.
Dalam hal ini, P2P mirip seperti deposito, di mana uangnya bisa ditarik saat tanggal jatuh tempo sudah tiba. Berbeda tabungan yang uangnya bisa ditarik atau digunakan kapan pun dan di mana pun Anda mau.
Risiko Gagal Bayar Cukup Tinggi
Seperti yang sudah dijelaskan pada sub kelebihan, platform P2P memberikan pinjaman tanpa agunan. Sehingga risiko untuk lari dari tanggung jawab sangatlah besar.
Memang, platform P2P memberikan jaminan atas modal Anda. Namun, persentase jaminan yang diberikan tergantung dari grade yang Anda pilih.
Kalau mau aman, sebaiknya pilihlah grade A, yang menawarkan jaminan penuh. Sayangnya, suku bunga grade A sangat rendah, sehingga keuntungan yang didapatkan investor menjadi kurang maksimal.
Kenali, Pelajari, dan Pahami Platform Investasi yang Anda Pilih
Semua investasi menawarkan keuntungan yang berbeda-beda. Tapi dibalik keuntungan itu, ada pula kerugian yang harus ditanggung. Lebih baik kenali, pelajari, dan pahami instrumen investasi yang akan dipilih, sehingga keuntungannya juga maksimal.
Artikel ini kerja sama Republika.co.id dan Cermati.com