REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Studi baru mengungkap menyisihkan waktu setidaknya dua puluh menit per hari untuk berjalan-jalan atau duduk di tempat yang bersentuhan dengan alam secara signifikan menurunkan kadar hormon stres. Temuan ini berguna untuk orang-orang yang hidup di perkotaan dengan tempat hijau yang begitu sedikit.
"Kita tahu menghabiskan waktu di alam mengurangi stres. Namun, sampai sekarang tidak jelas berapa banyak yang cukup, seberapa sering melakukannya, atau bahkan pengalaman alam seperti apa yang akan menguntungkan kita," kata Associate Professor di Universitas Michigan MaryCarol Hunter dilansir Science Daily, Kamis (4/4).
Penelitian yang diterbitkan Frontiers in Psychology itu menjadi kunci resep obat alami untuk turunkan hormon stres. Hasilnya pun memiliki efek nyata yang dapat diukur.
"Studi kami menunjukkan untuk hasil terbesar, dalam hal menurunkan kadar hormon stres kortisol secara efisien, Anda harus menghabiskan 20 hingga 30 menit duduk atau berjalan di tempat yang memberi Anda perasaan alami," kata penulis utama penelitian ini.
Obat alami ini bisa menjadi solusi berbiaya rendah untuk mengurangi dampak kesehatan mental negatif yang berasal dari urbanisasi dan gaya hidup dalam ruangan yang didominasi dengan layar. Untuk membantu praktisi kesehatan mencari pedoman berbasis bukti tentang apa yang harus dikeluarkan, Hunter dan rekan-rekannya merancang percobaan melalui perkiraan realistis dari dosis efektif.
Selama delapan pekan, peserta studi diminta menjalankan kebiasaan bersentuhan dengan alam selama 10 menit atau lebih. Kegiatan ini setidaknya tiga kali sepekan. Tingkat kortisol dan hormon stres diukur dari sampel air liur yang diambil sebelum dan sesudahnya setiap dua pekan sekali.
"Peserta bebas memilih waktu, durasi, dan tempat pengalaman alami mereka. Lokasi didefinisikan sebagai di mana saja di luar yang menurut peserta membuat mereka merasa telah berinteraksi dengan alam. Ada beberapa kendala untuk meminimalkan faktor yang diketahui mempengaruhi stres yaitu melakukan obat alami di siang hari, tidak ada latihan aerobik, dan menghindari penggunaan media sosial, internet, panggilan telepon, percakapan, dan membaca," kata Hunter.
Ketentuan yang fleksibel itu sengaja dilakukan untuk melihat dampak dari bersentuhan dengan alam bagi masyarakat perkotaan yang tidak pasti dan jadwal sibuk. Menyisihkan waktu untuk menikmati alam membuat kelonggaran bagi gaya hidup sibuk.
Data yang dikumpulkan menunjukan berdekatan dengan alam selama dua puluh menit sudah cukup signifikan mengurangi kadar kortisol. Akan tetapi menghabiskan waktu di alam lebih dari 20 hingga 30 menit membuat kadar kortisol turun pada tingkat terbesarnya. Setelah itu, manfaat penurunan stres akan kembali naik namun dengan lebih lambat.