Rabu 27 Mar 2019 16:08 WIB

Penumpang Bandara Internasional Lombok Turun 40 Persen

Gempa bumi dan tingginya harga tiket pesawat membuat jumlah penumpang turun

Rep: Muhammad Nursyamsyi/Antara/ Red: Christiyaningsih
 Anak-anak bermain di area bermain anak Bandara Internasional Lombok, NTB, Selasa (11/4).
Foto: Republika/Prayogi
Anak-anak bermain di area bermain anak Bandara Internasional Lombok, NTB, Selasa (11/4).

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- General Manager (GM) Bandara Internasional Lombok (BIL) BIL Nugroho Jati mengungkapkan jumlah penumpang melalui bandara itu turun 40 persen. Ia mengatakan penurunan penumpang di Bandara Internasional Lombok (BIL) itu disebabkan sejumlah faktor. Di antaranya dampak bencana gempa bumi yang terjadi di Lombok dan tingginya harga tiket penerbangan.

"Penurunannya 40 persen dari empat ribu menjadi 2.500 penumpang per hari. Ini dari angka statistik pergerakan pesawat dan penumpang selama 2019. Kalau 2018 itu turunnya 25-28 persen," ujarnya dikutip dari Antara, Rabu (27/3). "Secara psikis memang belum pulih karena gempa. Tapi kita tetap yakin bahwa kondisi ini akan kembali," ucap Nugroho Jati.

Nugroho mengakui akibat turunnya jumlah penumpang tersebut berimbas pada turunnya target jumlah penumpang melalui bandara itu di tahun 2019 dari target tiga juta penumpang menjadi hanya 1,8 juta penumpang. "Tahun 2017 itu jumlah penumpang tiga juta, 2018 naik tiga juta lebih. Tapi karena ada gempa turun. Sekarang 1,8 juta penumpang. Turunnya itu baik penumpang domestik dan mancanegara,"  terangnya.

Meski terjadi penurunan penumpang, pihaknya tetap optimistis kondisi ini akan segera kembali pulih. Bahkan pemerintah daerah pun sudah melakukan sejumlah upaya recovery atau pemulihan pascabencana sehingga kondisi bisa kembali normal. "Kita harus bawa kepada keyakinan bahwa ini aman dan cuaca juga menyampaikan," katanya.

Di sisi lain, Bandara Internasional Lombok (BIL) sudah beroperasi 24 jam sejak 15 Maret 2019. Jati mengatakan kebijakan operasional secara penuh merupakan sebuah upaya untuk mendukung aksesibilitas Lombok sebagai daerah destinasi wisata yang lebih memadai.

Jati mengatakan operasional bandara 24 jam juga memberikan kemudahan bagi manajemen maskapai untuk mengatur waktu penerbangan dari dan menuju Lombok. "Kebijakan operasional 24 jam sudah kita siapkan untuk maskapai, baik maskapai domestik dan internasional. Sudah tidak ada kendala waktunya mau datang dan berangkat kapan, ada kebebasan," ujar Jati.

Jati menambahkan operasional 24 jam juga dapat dimanfaatkan manajemen maskapai yang hendak membuka rute penerbangan baru di Lombok, seperti AirAsia yang mulai membuka rute Lombok-Perth, Australia. AirAsia tak hanya membuka sejumlah rute penerbangan baru melainkan juga menjadikan Lombok sebagai hub kelima bagi AirAsia di Indonesia. Jati mengatakan manajemen BIL sudah siap dalam pembukaan rute baru AirAsia dari sisi operasional bandara.

"Kesiapan operasional kita sudah siap, tidak ada masalah. Cuma satu saja ada kendala jam operasional kemarin, makanya kami sekalian operasional 24 jam supaya maskapai tidak ada kendala rotasi armada," kata Jati menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement