REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Seekor lutung betina bernama Lulu yang merupakan satwa di Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Solo telah melahirkan seekor bayi lutung pada Kamis (21/3). Bayi lutung jantan tersebut diberi nama Untung oleh manajemen TSTJ. Dengan lahirnya lutung tersebut, koleksi satwa lutung di TSTJ menjadi tiga ekor.
Dokter hewan di TSTJ, Siti Nuraini, mengatakan TSTJ melakukan breeding agar koleksi satwanya berkembang biak. Awalnya, TSTJ punya koleksi lutung betina kemudian ada titipan dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah berupa seekor lutung jantan sekitar satu setengah tahun lalu.
"Waktu itu setelah diserahkan BKSDA kemudian kami karantina sepekan untuk memastikan sehat. Setelah itu didekatkan kandangnya dengan lutung betina agar ada interaksi. Setelah merasa dekat, baru kami jadikan satu di kandang biar interaksi sendiri. Sempat beberapa kali kawin, dipantau oleh keeper, kami berikan vitamin dan Kamis pekan lalu melahirkan di pagi hari," paparnya kepada wartawan saat ditemui di kandang lutung di TSTJ, Senin (25/3).
Lutung biasanya mengandung selama tujuh bulan. Kemudian proses melahirkan terjadi secara alami. Penjaga satwa menambahkan papan tripleks di sudut-sudut kandang lutung. Tujuannya, agar induk dan bayi lutung merasa terlindungi dan lebih nyaman.
Menurut Siti Nuraini, kondisi bayi lutung tersebut sehat karena mau menyusu. Sejak dilahirkan sampai sekarang, bayi lutung tersebut masih digendong oleh induknya. Menariknya, bayi lutung tersebut tidak berwarna hitam seperti kedua orang tuanya. Melainkan berwarna kuning emas. "Warna bayi lutung memang seperti itu nanti setelah sekitar enam bulan sampai satu tahun berangsur-angsur hitam," ungkapnya.
Setelah lutung betina melahirkan maka asupan makanan ditambah. Lutung merupakan hewan herbivora yang biasanya memakan buah-buahan dan kuncup bunga. Siti Nuraini menyebut porsi makanan untuk induk lutung tersebut ditambah serta diberikan vitamin. "Kalau anaknya hanya menyusu ke induk. Setelah berusia setengah tahun sudah mulai makan sedikit-sedikit," imbuhnya.
Direktur TSTJ, Bimo Wahyu Widodo Dasir Santoso, mengatakan, lutung betina bernama Lulu tersebut masuk ke TSTJ pada 2012 yang merupakan hibah dari BKSDA Jateng. Selama lima tahun, Lulu tidak memiliki pasangan. "Kemudian kami mendapat hibah lutung jantan bernama Atung pada Desember 2017 dari BKSDA. Setelah lutung betina dan jantan tersebut dikawinkan kemudian punya anak jantan, lahir 21 Maret 2019 kemarin," terang Bimo.
Bimo menambahkan, TSTJ baru saja mendapatkan hibah dari BKSDA Jateng sebanyak enam ekor satwa. Di antaranya, seekor kasuari, seekor burung boha, seekor kakatua jambul kuning, dua ekor pecuk ular, serta seekor merak. Hibah tersebut menambah koleksi satwa di TSTJ.