Sabtu 23 Mar 2019 20:34 WIB

Telur Mungkin tak Baik untuk Jantung, Tetapi...

Studi terbaru menemukan konsumsi telur berpengaruh ke jantung dan kematian dini

Rep: Dwina Agustin/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Sebutir telur.
Foto: Flickr
Sebutir telur.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Telur adalah makanan pokok bagi sebagian orang. Hanya saja yang patut diketahui adalah makanan yang sangat kontroversial. 

Banyak yang bertanya terkait kesehatan dan efek buruk memakan telur. Misalnya terkait kolesterol atau lebih baik memakan putihnya saja.

Baca Juga

Sebuah studi baru mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, tetapi juga menambah perdebatan lama tentang telur. Penelitian yang dipublikasikan di JAMA menyatakan, kolesterol makanan dalam telur dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular dan kematian dini.

Hasil penelitian itu sangat bertentangan dengan anjuran banyak pakar gizi dan dokter yang menyatakan telur sebagai bagian dari makanan sehat. Edisi terbaru dari pedoman diet itu bahkan menurunkan hingga jauh dibawah rekomendasi kolesterol harian (Batas kolesterol harian adalah 300 miligram atau setara dua telur).

"Apakah kolesterol makanan dikaitkan dengan penyakit kardiovaskular atau kematian telah diperdebatkan selama beberapa dekade. Laporan studi positif, negatif, dan [netral] telah dilaporkan," tulis salah satu ahli yang melakukan studi Victor Wenze Zhong, dikutip dari Time, Sabtu (23/3).

Zhong yang berasal dari di departemen kedokteran pencegahan di Feinberg School of Medicine di Northwestern University menyatakan, literatur yang ada masih memuat perdebatan. Tidak meyakinkan bagi para ahli gizi dan peneliti untuk menyimpulkan keamanan mengonsumsi telur.

Kesimpulan tentang telur berdasarkan bukti ilmiah yang tersedia sangat bervariasi. Meskipun ada kepercayaan yang kuat telur meningkatkan kolesterol, beberapa penelitian menunjukkan asupan kolesterol tidak selalu berarti kolesterol darah lebih tinggi. 

Sebuah studi dari tahun lalu menemukan orang yang makan telur per hari memiliki tingkat penyakit jantung dan stroke perdarahan yang lebih rendah daripada orang yang tidak memakannya. Penelitian dari tahun 2016 menemukan, telur tidak memiliki efek yang kuat pada risiko penyakit arteri koroner. 

Beberapa peneliti telah menyarankan hubungan antara konsumsi telur dan masalah kesehatan sebagian besar dapat dijelaskan oleh gaya hidup pemakan telur yang berat. Mereka mungkin juga lebih cenderung makan makanan yang tidak sehat untuk jantung dan cenderung berolahraga secara teratur.

Penelitian Zhong, mencoba disesuaikan untuk banyak faktor tersebut dan masih menemukan telur mungkin berisiko bagi kesehatan. Zhong dan rekan-rekannya melihat data yang dikumpulkan dari enam studi observasional yang berbeda, yang melibatkan hampir 30 ribu orang dewasa di Amerika Serikat dengan usia rata-rata 51 tahun. 

Peserta yang terlibat memberikan informasi tentang kebiasaan diet, serta informasi kesehatan, gaya hidup, dan demografis lainnya. Para peneliti kemudian melacak kesehatan mereka hingga 31 tahun, selama waktu itu lebih dari 6.100 orang meninggal dan 5.400 mengalami masalah kardiovaskular.

Konsumsi kolesterol diet secara keseluruhan, seperti dari telur, daging dan susu, memperlihatkan kalau telur secara khusus dikaitkan dengan risiko yang lebih tinggi dari masalah jantung dan kematian dini.  Untuk setiap tambahan setengah telur yang dimakan per hari, dengan jumlah total hanya tiga hingga empat telur lebih per pekan, risiko penyakit kardiovaskular seseorang naik sebesar enam persen dan risiko kematian dini meningkat sebesar delapan persen.

Kalau 1.000 orang makan setengah telur tambahan per hari, para peneliti memperkirakan, lebih dari 11 orang akan menderita penyakit jantung dan lebih dari 19 orang  akan mati dalam 30 tahun ke depan. Namun, karena makan tiga hingga empat telur per minggu adalah tipikal bagi banyak orang, menurut data diet, itu risiko yang patut dipertimbangkan. 

Orang yang makan telur setiap hari harus memberi perhatian ekstra. Alasannya konsumsi yang lebih besar berarti risiko yang lebih tinggi.

Zhong mengatakan, membatasi makanan yang kaya akan kolesterol, seperti telur, penting untuk dipertimbangkan saat memilih pola makan yang sehat. Putih telur, yang merupakan sumber kaya protein berkualitas tinggi tanpa kolesterol dapat digunakan untuk menggantikan telur utuh.

Tapi, kuning telur adalah sumber utama dari banyak nutrisi yang ditemukan dalam telur, termasuk asam amino, zat besi dan kolin, serta merupakan satu-satunya sumber vitamin D alami.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement